Pasukan Israel telah menembak mati Abu Akleh yang sedang meliput serangan di Kota Jenin, di wilayah pendudukan Tepi Barat, pada Rabu (11/5/2022). Dia terkena peluru tajam dan dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis.
Abu Akleh mengenakan rompi pers ketika dia ditembak di kepala. Dia dinyatakan meninggal di rumah sakit.
Seorang jurnalis Palestina yang berdiri di samping Abu Akleh ketika dia ditembak, Shatha Hanaysha, mengatakan, tidak ada konfrontasi antara pejuang Palestina dan tentara Israel di lapangan. Hanaysha mengatakan, kelompok jurnalis telah menjadi sasaran serangan Israel.
Baca Juga:Soroti Hubungan Moskow-Uni Eropa, Rusia Usir 85 Diplomat Prancis, Spanyol dan ItaliaAzyumardi Azra Terpilih Jadi Ketua Dewan Pers Periode 2022-2025
“Kami empat wartawan, kami semua memakai rompi, semua memakai helm. Tentara pendudukan (Israel) tidak berhenti menembak bahkan setelah dia pingsan. Saya bahkan tidak bisa mengulurkan tangan untuk menariknya karena tembakan. Tentara bersikeras menembak untuk membunuh,” ujar Hanaysha, kepada Aljazirah.
Abu Akleh adalah salah satu koresponden lapangan pertama, yang bergabung dengan Aljazirah pada 1997. Wartawan Aljazirah lainnya, Ali Samoudi, juga ditembak dengan peluru tajam di punggung. Samoudi telah menerima perawatan medis, dan dilaporkan dalam kondisi stabil.
Kepala biro Aljazirah di Ramallah, Walid al-Omary, mengatakan, tidak ada penembakan yang dilakukan oleh orang-orang bersenjata Palestina. Sementara militer Israel mengatakan, mereka diserang dengan tembakan senjata berat dan bahan peledak saat beroperasi di Jenin, sehingga terpaksa membalas.
“Menargetkan Shireen adalah penargetan yang jelas dari kebenaran, dan (Israel) ingin menutupi kejahatannya terhadap rakyat Palestina. Israel ingin mengirim pesan kepada wartawan di seluruh dunia bahwa, nasib siapa pun yang ingin menutupi kebenaran akan ditembak dan dibunuh,” ujar juru bicara kelompok Fatah, Osama al-Qawasami. (*)