Dilansir dari kanal YouTube Raditya Dika, ternyata yang terlibat dalam kegiatan tersebut adalah 14 orang, bukan enam orang mahasiswa.
“Ada beberapa bagian yang harus saya susun ulang, karena sebenarnya yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah 14 orang, bahkan ada dosen pengawas yang terlibat,” ujarnya.
Hal tersebut dilakukan karena penulis merasa bisa menceritakan kisah KKN Desa Penari tanpa harus menulis semua yang terlibat dan membuatnya seakan ada enam orang.
Baca Juga:Selusur Desa Penari, Rowo Bayu atau Alas Gumitir?Bom Militer Panjang 27 Cm Ditemukan di Sorong
Hal itu juga bertujuan agar penulis tidak kewalahan dalam menyampaikan pesan yang ingin dibagi dalam cerita tersebut.
Setelah kisah KKN Desa Penari viral, penulis merasa menyesal telah menceritakannya.
Ia hanya bisa berharap, masyarakat dapat mengambil pelajaran dari cerita tersebut.
Masyarakat pun diharapkan selalu menjaga tata krama, menjunjung tinggi adat istiadat tempat, menghormati orang tua, dan tidak melakukan hal sembrono. (*)