KISAH KKN di Desa Penari saat ini jadi perbincangan hangat netizen, setelah filmnya tayang di biskop-bioskop yang mendapat antusias luar biasa dari penonton.
Film KKN di Desa Penari memang horor dan menakutkan, namun ternyata versi aslinya menurut Kepala Desa Rowo Bayu, juga tak kalah horornya.
Cerita asli KKN Desa Penari versi Kepala Desa Rowo Bayu tersebut, dibongkar Menteri BUMN Erick Thohir.
Baca Juga:KKN di Desa Penari Bukan Cerita Fiksi, Dari Pengakuan Penjaga Rowo Bayu Hingga Penulis Thread di TwitterSelusur Desa Penari, Rowo Bayu atau Alas Gumitir?
Cerita KKN di Desa Penari memang bukan mitologi melainkan kisah nyata yang berujung pada kematian sepasang mahasiswa setelah datang ke Desa Penari.
Kisah KKN Desa Penari asli versi Kepala Desa Rowo Bayu itu, diceritakan kembali oleh pengelola dan penjaga Rowo Bayu, Sudirman, saat diwawancarai Menteri BUMN Erick Thohir.
Pengakuan Sudirman kepada Menteri BUMN Erick Thohir tersebut ditayangkan di kanal YouTube hendrykurniawan613 dengan judul “Erick Thohir Bongkar Lokasi Asli KKN Desa Penari,Merinding Dengar Cerita Sebenarnya Versi Kepla Desa,” yang ditayangkan pada 18 Mei 2022.
Sudirman yang juga pengelola dan penunggu kawasan wisata Rowo Bayu, memaparkan cerita tersebut berdasarkan pemaparan dari kepala desa.
Menurut Sudirman, kisah KKN Desa Penari bukanlah mitologi tetapi merupakan kisah nyata yang terjadi sekitar tahun 2008.
Ketika itu ada 6 mahasiswa dari Surabaya yang melakukan KKN ke desa Rowo Bayu.
Rupanya di antara 6 mahasiswa yang melakukan KKN tersebut, ada sepasanh mahasiswa yang terlibat asmara.
Baca Juga:Bom Militer Panjang 27 Cm Ditemukan di SorongJawab Tudingan Singapura, Ini Klarifikasi UAS
Suatu hari, sepasang mahasiswa tersebut pergi ke luar desa agak ke utara. Kemudian sepasang mahasiswa itu bertemu seseorang.
Sepasang mahasiwa itu kemudian di ajak mampir ke rumahnya dan kemudian disuguhi dan dijamu makanan.
Sepasang mahasiswa itu kemudian bertanya kepada penghuni rumah nama desa tersebut, dan dijawab desa tersebut bernama Desa Penari.
Berhubung sudah sore, sepasang mahasiswa itu kemudian pamit dan oleh si penghuni mereka kemudian diberi oleh-oleh.
Oleh-oleh tersebut dikemas bagus dan rapi yang diungkus kertas Koran. Oleh-oleh tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tas.
Saat di daerah wisata Rowo Bayu di bunderan tiang bendera, di situ teman-teman mahasiwa yang lainnya sudah menunggu.