BERTAMBAH lagi jumlah tentara Ukraina yang menyerah kepada Rusia. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Kamis (19/5) bahwa total 1.730 tentara Ukraina telah menyerah minggu ini di pabrik baja Azovstal yang terkepung di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina.
“Selama 24 jam terakhir, 771 gerilyawan dari resimen nasionalis Azov menyerah,” kata kementerian itu dalam pengarahan hariannya tentang konflik di Ukraina tersebut.
“Secara total, sejak 16 Mei, 1.730 gerilyawan telah menyerah, termasuk 80 orang terluka,” imbuh kementerian seperti diberitakan kantor berita AFP, Kamis (19/5/2022).
Baca Juga:Hari Ini: Konfirmasi Positif Covid-19 Bertambah 318 Kasus, 12 Meninggal DuniaThomas Stamford Raffles Pernah di Cirebon, Bangun Singapura Sebagai Negeri Berkembang
Kementerian Rusia itu merilis sebuah video yang menunjukkan para tentara yang menyerah berjalan keluar dari pabrik. Beberapa dari mereka tampak terluka dan yang lainnya menggunakan tongkat. Terlihat tentara Rusia memeriksa tas mereka saat mereka keluar.
Kementerian mengatakan bahwa para tentara yang terluka dibawa ke rumah sakit di wilayah yang dikuasai Rusia di Ukraina timur.
Sebelumnya, pemerintah Ukraina telah mengindikasikan bahwa mereka akan mengupayakan pertukaran tahanan dengan para prajurit yang menyerah di Azovstal. Namun, Moskow belum memberikan jawaban pasti tentang masalah ini.
Bulan lalu, Moskow mengklaim kendali atas Mariupol setelah pengepungan selama berminggu-minggu. Namun, ratusan tentara Ukraina tetap bersembunyi di terowongan bawah tanah di zona industri Azovstal, yang dikepung oleh pasukan Rusia.
Mereka pun dipuji sebagai pahlawan karena telah berjuang menghentikan laju invasi Moskow.
Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan pihaknya mengharapkan “prosedur pertukaran… untuk memulangkan para pahlawan Ukraina ini secepat mungkin”.
Nasib para tentara Ukraina yang ditangkap itu tidak jelas. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menolak untuk mengatakan apakah mereka akan diperlakukan sebagai penjahat atau tawanan perang.
Baca Juga:Gegara Paspor Awalan Muhammad, Ketua MUI Kiai Cholil Nafis Pernah Diinterogasi Imigrasi SingapuraTemui BEM Trisakti, Moeldoko: Kasus Trisakti 1998 Kategori Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu
Peskov hanya mengatakan, Presiden Vladimir Putin “menjamin bahwa mereka akan diperlakukan sesuai dengan hukum internasional yang relevan.” (*)