Mayat mereka diangkut ke Desa Cikal dan menunjukkan tanda-tanda penganiayaan yang berat. Enam bulan kemudian “abdi setia” itu diberi penghargaan oleh Komisariat Jenderal. Sedangkan pada kejadian itu, Prudant – opsiner kehutanan Banyaran – dilaporkan melarikan diri ke daerah Leuwimunding. Melihat kondisi seperti itu Residen Cirebon segera mengambil keputusan untuk melakukan tindakan militer. Dengan alasan kaum pemberontak begitu berani melakukan gerakannya. Demikian pula penjara Palimanan dan Banyaran – tempat tinggal Prudant – diacak-acak hingga menimbulkan kerugian harta yang tak sedikit. (*)