BADAI pasir melanda ibu kota Arab Saudi, Riyadh, dan wilayah lain di kerajaan itu hingga menghambat jarak pandang dan memperlambat lalu lintas pada Selasa (17/5).
Kabut pasir pekat membuat gedung-gedung ikonik di Riyadh termasuk Pusat Kerajaan hampir mustahil dilihat dari jarak lebih dari beberapa ratus meter.
Meski cuaca buruk, pihak berwenang tidak menerapkan pembatalan atau penundaan penerbangan.
Baca Juga:Skandal Pencemaran Nama Baik Johnny Depp-Amber Heard, Momen-momen PentingKlarifikasi Kesaksian Amber Heard Terkait Kekerasan Pertama yang Dilakukan Johnny Depp
“Angin debu di permukaan timur negara dan di Riyadh akan berlangsung dalam beberapa waktu, mengurangi pandangan horizontal,” kata Pusat Meteorologi Saudi melalui pernyataan di kantor berita resmi Saudi Press Agency pada Selasa (17/5).
Kondisi kabut debu juga diperkirakan akan menerjang wilayah di barat Saudi, termasuk Mekah dan Madinah, menurut perkiraan. Hal ini dapat menghambat para jemaah yang tengah melaksanakan ibadah umrah.
Rambu-rambu elektronik di sepanjang jalan raya Riyadh menyala demi memperingatkan setiap pengemudi untuk mengurangi kecepatan mereka karena jarak pandang yang buruk.
Di pusat kota Riyadh, mobil dan bangunan berlapis pasir, dan penduduk berjuang membersihkan butiran debu dan pasir yang menyelimuti rumah mereka.
“Bekerja di luar sangat sulit karena tanahnya kotor,” kata seorang pekerja konstruksi Pakistan yang bernama Kalimullah kepada AFP.
“Saya mencoba mencuci muka dari waktu ke waktu,” tambah pria berusia 30 tahun itu, melilitkan selembar kain di wajahnya mencegah pasir masuk.
Sementara itu, pekerja kantor Saudi Abdullah Al-Otaibi mengatakan dia bersyukur dapat bekerja di dalam ruangan.
Baca Juga:Infinix Luncurkan Varian Baru Seri Note 12, Ini Bocoran Spesifikasi dan HarganyaKementerian Dalam Negeri Singapura Ungkap Alasan UAS Ditolak, Disebut Somad Sebarkan Ekstrimis
“Badai debu adalah bagian dari budaya kami dan kami sudah terbiasa, tetapi beberapa di antaranya parah,” kata Al-Otaibi, 39, menggosok matanya saat dia bergegas ke gedung kantornya.
Sebagian wilayah Arab Saudi biasanya mengalami badai pasir antara bulan Maret dan Mei, dengan intensitas yang bervariasi. Frekuensi badai telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir di wilayah tersebut.
Tetangga Saudi, Irak, telah mengalami delapan badai pasir sejak pertengahan April, sebuah fenomena yang dipicu oleh degradasi tanah, kekeringan hebat, dan curah hujan rendah terkait dengan perubahan iklim.
Sementara itu, di Iran, kantor-kantor pemerintah dan sekolah hingga universitas ditutup di banyak provinsi karena “cuaca yang tidak sehat” dan badai pasir, media pemerintah melaporkan. (*)