Dengan adanya syarat itu, konon katanya prajurit ini akhirnya berhasil terbunuh ketika tubuhnya digantung di sebuah pohon beringin setempat sebelum kepalanya dipenggal dan dikuburkan.
Nama Ragasemangsang, yang secara harfiah memiliki arti ‘Tubuh Tergantung’, pun didapat dari kejadian tersebut.
Meski sudah tak lagi memiliki nisan dan gundukan tanah khas kuburan, Makam Ragasemangsang tetap dibiarkan eksis di pertigaan jalan ini karena adanya sebuah pantangan untuk mengusik makam tersebut.
Baca Juga:Timnas U-23 Indonesia Amankan Tiket Semifinal, Taklukkan Myanmar 3-1Seruduk Belasan Motor, Pejalan Kaki hingga Pedagang: Mobil Jenis Elf Tabrak 17 Orang di Karawang, 7 Tewas
Mitosnya, bila makam ini dibongkar atau dipindahkan, maka akan timbul malapetaka yang berujung kematian tragis. (*)