“ANAKKU semuanya, sebab itu jangan terburu-buru melawan, yang dibelakang, tunggulah nanti, jam sepuluh waktu gelap, tidak terlihat, kemudian diserang prajurit setelah sampai jam sepuluh, barisan orang-orang kuliyan dan bantarjati, meledak perang pupuh, dikepung buaya menganga,” demikian Ki Bagus Serit dalam naskah Babad Wiralodra saat menyebut strategi perang Ki Bagus Rangin, Gelar Buaya Mangap.
Sekitar tahun 1800-an, Ngabehi Dalem Indramayu Raden Benggala meminta bantuan Sultan Sepuh Raja Udaka, tahun 1815-1845. Sebagaimana ditulis R. Opan Safari Hasyim “Perjuangan Ki Bagus Rangin Menentang Kolonial Belanda, 1805-1818″. Disebutkan, Sultan Sepuh Raja Udaka meminta bantuan pemerintah Kolonial di Batavia, akhirnya pasukan gabungan pemerintah Kolonial, pasukan dari Kraton Kasepuhan dan pasukan dari Indramayu dapat mengepung pasukan Ki Bagus Rangin.
Pertempuran tidak berimbang pun terjadi begitu sengit. Pasukan Ki Bagus Rangin banyak yang tewas begitu pula sebaliknya. Ki Bagus Rangin sendiri akhirnya berhasil meloloskan diri dari kepungan pasukan gabungan. Ki Bagus Serit juga berhasil meloloskan diri. Namun nasib kurang beruntung dialami oleh Ki Bagus Seja dan Ki Bagus Kandar. Keduanya berhasil ditangkap pasukan Ngabehi Dalem Indramayu. Kemudian atas persetujuan pemerintah kolonial keduanya dibawa ke Batavia.
Baca Juga:Tabrakan 2 Kapal Motor Penumpang di Pelabuhan Ketapang, Begini KronologinyaLiverpool Sukses Raih Gelar Juara Piala FA 2022, Kalahkan Chelsea Lewat Adu Penalti
Pencarian terhadap buronan Ki Bagus Rangin dan pamannya Ki Bagus Serit terus dilakukan oleh Pemerintah Kolonial Belanda dan Pemerintah pribumi yang pro terhadap kolonialisme Belanda. Desa Bantarjati, Biawak dan Jatitujuh disisir dan di obrak-abrik pasukan gabungan Kolonial dari Batavia, Cirebon dan Indramayu.
Seluruh rumah dan fasilitas umum yang ada di desa itu dibakar habis. Anak-anak dan wanita juga dibawa ke Indramayu untuk dijadikan tahanan. Namun Ki Bagus Rangin dan Ki Bagus Serit tidak ditemukan, ada kabar dari pasukan telik sandi Indramayu bahwa Ki Bagus Rangin ada di Desa Kedongdong (sekarang wilayah kecamatan Susukan). Ki Bagus Rangin dan Ki Bagus Serit diduga sedang menyusun kekuatan di desa Kedongdong tersebut.
Masih dalam tulisan “Perjuangan Ki Bagus Rangin Menentang Kolonial Belanda, 1805-1818″. Menurut Hardjosaputra, pasukan kolonial melakukan operasi militer di desa-desa yang dianggap menjadi tempat persembunyian musuhnya. Naas menimpa Ki Bagus Rangin, pada tanggal 27 Juni 1812 ia tertangkap oleh musuh di Panongan. Tanggal 12 Juli 1812 Bagus Rangin dihukum mati ditepi sungai Cimanuk dekat Karangsembung.