ANGGOTA DPR Fraksi Partai Gerindra Habiburrokhman meyakini masyarakat sekarang sudah tidak mudah terprovokasi untuk melakukan unjuk rasa dengan isu memakzulkan Pemerintahan Presiden Jokowi. Saat ini masyarakat sudah makin cerdas.
“Santai aja, rakyat sudah semakin cerdas. Mereka nggak akan gampang diprovokasi oleh siapa pun,” kata Habiburrokhman saat dihubungi wartawan, Sabtu (14/5).
Tentu, Habiburrokhman mempersilakan masyarakat menyampaikan aspirasi atau pendapat di muka umum melalui aksi unjuk rasa sepanjang mematuhi ketentuan hukum.
Baca Juga:Sejak 27 April 15 Orang Terjangkit, IDAI: Adenovirus Strain 41 Berbeda Dengan Adenovirus Vaksin Covid-19Penembakan Massal Buffalo, Korban Berkulit Hitam
“Silakan aja, apapun tuntutan mereka sepanjang dilakukan dengan cara yang sesuai ketentuan hukum,” ujarnya.
Sebagai Aktivis 98, Habiburrokhman memahami sekali ketepatan merumuskan tuntutan akan berpengaruh pada gerakan itu sendiri. Semakin masuk akal tuntutan, maka gerakan tersebut akan semakin banyak mendapat dukungan dari rakyat.
“Saya sih nggak ambil pusing, nggak akan mempersoalkan dan nggak akan melarang-melarang mereka mau mencantumkan tuntuan apa,” jelas dia.
Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengingatkan sejumlah elemen buruh yang melakukan unjuk rasa agar tetap menjaga situasi ketertiban dan tidak terprokasi dengan oknum-oknum yang membuat kericuhan.
“Imbauannya agar tetap menjaga situasi tertib, aman dan menghargai masyarakat pengguna jalan. Jangan sampai disusupi oleh kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab,” kata Dedi.
Diketahui, massa demonstran saat melakukan aksi unjuk rasa bulan Ramadan 1443 Hijriyah, sempat membentangkan spanduk yang mendesak ‘Jokowi Mundur’ dari jabatan Presiden.
Selain itu, spanduk tersebut juga bertuliskan ‘Mosi tidak percaya terhadap DPR dan Pemerintah Jokowi-Ma’ruf’. Akhirnya, terjadi bentrokan saat demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat.
Baca Juga:Hasil Survei Indikator Politik Indonesia Sebut Warga Setuju Status Pandemi Turun Jadi EndemiKorea Utara Berlakukan Lockdown, Korban Tewas Akibat Covid-19 Melonjak Jadi 42
Rencananya, sejumlah elemen masyarakat dari buruh seperti Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) akan kembali gelar demo besar pada 21 Mei 2022, bertepatan dengan momentum reformasi. Aksi itu puncak dari rangkaian gelombang unjuk rasa di berbagai daerah. (*)