RAIBNYA Pompa Air Riol Ade Irma Suryani peninggalan era Pemerintahan Hindia Belanda Tahun 1937 yang tercatat sebagai Benda Cagar Budaya didalam Keputusan Walikota Cirebon Nomor 19 Tahun 2001 menjadi perhatian serius semua pihak, ternyata banyak aset daerah di lokasi tersebut yang diduga sudah dilepas oleh oknum.
Bahkan, Pompa Riol dan Bangunannya sudah tercatat di sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu di Kementerian Kebudayaan sebagai Benda Cagar Budaya. Sejak Tahun 2019 pun Pompa Riol sudah tidak ada ditempat lagi. Dan diduga telah di jual antara Tahun 2017-2018.
Salah satu Pemerhati Sejarah Kota Cirebon, Jajat Sudrajat mengatakan mesin pompa riol yang raib termasuk dalam Benda Cagar Budaya (BCB) yang dilindungi oleh Surat Keputusan Wali Kota Cirebon Nomor 19 Tahun 2001.
Baca Juga:Lintasi Teritorial RI, 3 Awak Pesawat asal Inggris Terbang dari Malaysia Terancam Denda Rp5 MiliarKKB Papua Kembali Berulah, Teror Perumahan Guru
“Ini sangat memprihatinkan, salah satu benda cagar budaya yang dimiliki Kota Cirebon hilang, padahal benda tersebut dilindungi oleh surat keputusan (SK) Wali Kota Nomor 19 tahun 2001,” kata Jajat.
Selain terdaftar pada SK Walikota, lanjut Jajat, mesin pompa riol juga tercatat dalam registrasi nasional tanggal 18 Juni 2014.
“Benda ini juga tercatat dalam registrasi nasional tanggal 18 juni 2014 oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, dan sekarang hilang, siapa oknum di balik hilangnya pompa riol ini, saya tidak tahu coba tanyakan dengan dinas terkait,” jelasnya.
Melihat dari bentuk bangunannya, pusat pompa zaman kolonial ini begitu besar dan tinggi, maka pusat pompa ini begitu menonjol dalam area pusat pompa drainase dan air limbah yang pertama kali dibangun di kota Cirebon.
Pusat pompa ini memiliki 3 mesin pompa yang berbahan bakar solar. Mesin ini dibuat oleh Crossley Brothers Limited, Manchester.
Dalam bangunan tersebut terdapat ruang mesin di bawah lantai dan kolam pengolahan, di bagian belakang terdapat ruangan sebagai tempat yang diperuntukan bagi penunggu mesin pompa ini. Sedangkan lantai dalam ruangan mesin terbuat dari kayu.
Namun, di tahun 1994 pusat pompa drainase dan air limbah yang memiliki bangunan bergaya arsitektur zaman kolonial ini sudah tidak berfungsi. Tiga mesin yang dulu menjadi barang yang begitu penting bagi stasiun ini kondisinya rusak.