KOREA Utara mengatakan 21 orang tewas akibat demam di tengah wabah Covid-19. Pengumuman ini dua hari setelah pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un mengumumkan kasus pertama Covid-19 dan memerintahkan penguncian nasional.
Mengutip AFP, Sabtu (14/5), sebanyak 174.440 kasus baru demam ditemukan per Jumat (13/5), kata pejabat kantor berita Korut, KCNA.
Sebelumnya, KCNA melaporkan wabah demam “yang penyebabnya tak dapat diidentifikasi” menyebar di Korea Utara mulai akhir April 2022.
Baca Juga:Di Hadapan Anthony Blinken, Retno Marsudi Tegaskan Posisi Indonesia Terkait Perang di UkrainaPasukan Ukraina Menyerah Keluar dari Rubizhne Luhansk
Negara segera menetapkan status darurat nasional “parah” dan memperketat penutupan wilayah (lockdown) di setiap kota dan kabupaten usai mengonfirmasi kasus pertama Covid-19 pada Kamis (12/5).
Kim Jong-un segera menggelar rapat darurat bersama politbiro dan jajaran pemerintah Korut lain demi mencegah penyebaran Covid-19 ini. Pyongyang mengatakan sedang bergerak menerapkan “sistem pencegahan darurat pandemi maksimum”.
Sementara itu, 25 juta penduduk Korut belum divaksinasi Covid-19.
Korea Utara juga menolak tawaran vaksin Covid-19 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan beberapa negara seperti China dan Rusia.
Sejumlah ahli khawatir hal itu ditambah sistem kesehatan Korut yang bobrok akan membuat pemerintah mati-matian berjuang menangani wabah besar ini di tengah krisis ekonomi yang terjadi.
“Ini adalah tantangan paling penting dan tugas tertinggi yang dihadapi Partai kami untuk membalikkan situasi krisis kesehatan masyarakat sesegera mungkin,” tambah KCNA.
Untuk diketahui, per 12 Mei, sekitar 18 ribu warga Korea Utara mengalami demam. Sampai sekarang sebanyak 187.800 orang diisolasi dan dirawat, menurut KCNA. (*)