ADENOVIRUS dan SARS CoronaVirus 2 dicurigai menjadi awal penyebab merebaknya virus Hepatitis Misterius. Menurut peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dua kemungkinan itu memang kandidat kuat, tetapi ada permasalahan lain yang kemungkinan menjadi penyebabnya.
FKUI menjadi salah satu laboratorium yang ditunjuk untuk melakukan investigasi dan uji sampel terhadap penyakit Hepatitis Misterius. Laboratorium FKUI menguji sebanyak tujuh sampel berkaitan kasus Hepatitis Misterius.
“Namun sampai saat ini tentu masih kita pertimbangkan kemungkinan-kemungkinan lain walaupun kedua virus yang ditemukan ini memang merupakan kandidat kuat, ada permasalahan-permasalahan lain yang masih dipertimbangkan apakah ini sebetulnya hanya dicetuskan oleh virus infeksinya dan bisa virus apa saja atau memang Adenovirus dan SarsCoV2,” ujar Spesialis mikrobiologi FKUI, Dr dr Budiman Bela, SpMK(K) dalam keterangannya yang disiarkan YouTube CME FKUI yang tayang pada Kamis 12 Mei 2022.
Baca Juga:Makin Tegang, Fajar Alfian/M Rian Ardianto Kalah dari Akira Koga/Yuta Watanabe, Indonesia vs Jepang 2-2Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan Meninggal Dunia
Meski begitu, dr Budiman Bela mengatakan dari hasil pemeriksaan shotgun sequencing pada sampel pertama oleh laboratorium Nusantrics dengan menggunakan sampel plasma diperoleh hasil tidak ditemukan Adenovirus 41 sebagai penyebab penyakit Hepatitis Misterius.
“Di sini kami masih memperkirakan, bisa jadi karena menggunakan sampel plasma dan bukan sampel whole blood karena pasien telah meninggal sehingga hanya sampel yang ada saja yang bisa kita periksakan. Sementara seperti tadi sempat saya kemukakan, Adenovirus 41 lebih banyak ditemukan pada sampel darah lengkap atau whole blood,” ujarnya.
Dia melanjutkan dari hasil penelitian laboratorium Nusantrics ada didapati kemungkinan lain penyebab Hepatitis Misterius adalah jejak genetik DNA untuk virus cytomegalovirus (CMV), bakteri Bacillus cereus, dan bakteri Legionella.
“Apakah ini memiliki kemaknaan? untuk cytomegalovirus itu sebagian besar anak di Indonesia sudah terinfeksi jadi karena walaupun masih ada kemungkinan tapi semua ini masih kami simpan dulu apakah memang mereka merupakan penyebab atau tidak,” katanya.
“Bakteri Bacillus cereus kalau menginfeksi aliran darah memang bisa mengakibatkan permasalahan tetapi bakteri ini mudah ditemukan di debu. Jadi bisa saja saat pengambilan spesimen bisa saja tersedot masuk, demikian juga untuk bakteri Legionella Sp,” ujarnya.