TAHUN 1948, menjadi fase dimulainya kemunduran dan kesengsaraan bagi bangsa Palestina. Sejak itulah, tepatnya tanggal 15 Mei setiap tahun, rakyat Palestina memperingatinya sebagai Hari Nakbah, tragedi kemanusiaan untuk rakyat Palestina). Sebuah tragedi yang mendorong terbentuknya “Negara Israel” dan arus pengungsian rakyat Palestina. Akhirnya, rakyat Palestina mejadi pengungsi di tanah mereka sendiri.
Nakba adalah titik puncak dari tercerabutnya rakyat Palestina dari tanah mereka secara sistematis. Setelah berakhirnya kekuasaan Inggris di “British Mandate of Palestine,” kelompok Zionis mendirikan negara Israel pada 14 Mei 1948. Keesokan harinya, perang antara negara-negara Arab dan Israel dimulai. Sekitar 750.000 warga Palestina terusir dari tanah air yang sudah menjadi negara asing di mana mereka tidak lagi diterima.
Nakba, yang diperingati setiap 15 Mei, masih terus berlangsung hingga kini.
Dengan deklarasi kemerdekaannya pada tahun 1948, Israel telah merampas 78 persen dari tanah Palestina. Sementara, Palestina sendiri hanya diberikan kurang dari 22 persen sisanya. Wilayah tersebut meliputi Tepi Barat dan Jalur Gaza, yang berada di bawah kekuasaan Yordania dan Mesir.
Baca Juga:Duta Besar Indonesia untuk Ukraina Ghafur Akbar Dharmaputra WafatSebagai Bangsa Berdaulat, Seharusnya Presiden Jokowi Marah Tidak Disambut Pejabat Amerika Serikat
Semakin banyak lagi rakyat Palestina yang tergusur akibat Perang 6 Hari antara Israel dengan Mesir, Yordania, dan Suriah di tahun 1967. Setelah kemenangan telaknya, Israel berhasil menduduki teritori Palestina di Tepi Barat dan Gaza (serta merebut Golan Heights dari Suriah dan Semenanjung Sinai dari Mesir). Selain itu, Israel juga menganeksasi Yerusalem Timur di tahun 1980.
Meski melanggar hukum internasional, Israel tetap mempertahankan kependudukan dan kendali mereka atas wilayah-wilayah ini (kecuali Semenanjung Sinai yang sudah kembali menjadi wilayah Mesir pada 1982). Bahkan hingga hari ini, Israel masih bebas dari hukum pidana internasional berkat dukungan kuat dari AS.
Saat ini, terhitung ada sekitar lima juta pengungsi Palestina yang tersebar di Yerusalem Timur, Tepi Barat, Jalur Gaza, dan negara-negara tetangga seperti Suriah, Yordania, dan Lebanon. sepertiganya hidup di kamp pengungsi. Sementara itu, sekitar 1,9 juta orang Palestina di Israel (21 persen dari populasi Israel) hidup sebagai minoritas yang dimarginalisasikan.
Nakba bermula dari datangnya kelompok asing yang ingin mendirikan ethnostate (negara untuk kelompok etnis tertentu). Tidak menganggap penduduk asli Palestina ada, kelompok asing ini membuat rencana ini tanpa mengikutsertakan dan mempertimbangkan nasib warga Palestina. Meski demikian, rancangan ini berhasil direalisasikan berkat dukungan negara-negara imperialis.