POLISI Israel menyerbu rumah wartawan korban tembakan otoritas pendudukan, Shireen Abu Akleh beberapa jam setelah kejadian.
Diketahui, Abu Akleh adalah wartawan Al Jazeera yang ditembak di kepala oleh pasukan Israel ketika meliput serangan militer di wilayah pendudukan Tepi Barat, Jenin pada Rabu (11/5/2022) pagi.
Beberapa jam setelah peristiwa itu, polisi Israel menyerbu rumah korban di wilayah yang diduduki di lingkungan Yerusalem Timur dari Beit Hanina. Padahal keluarga dan teman-temannya sedang berkumpul untuk berkabung atas kematiannya.
Baca Juga:Mahasiswi asal Bolmut Jual Ginjal untuk Bangun Jembatan Desa yang Mangkrak 16 TahunTerbit SKB 4 Menteri Terbaru Tentang Panduan Penyelenggaraan PTM 100 Persen
Polisi lalu berhadapan dengan pelayat yang mendorong mereka keluar. Wartawan lokal, Rafi Ghattas berada di rumah ketika polisi, termasuk seorang komandan lokal tiba.
“Mereka meminta bendera Palestina diturunkan, mereka mengatakan kepada kita bahwa tidak boleh ada pertemuan apapun. Dan tidak boleh ada lagu kebangsaan dimainkan,” kata Ghattas dilansir dari The New Arab, Rabu (11/5/2022).
Sementara Ghattas menjelaskan kehadiran orang-orang di rumah korban tidak lain untuk berduka. “Tidak ada protes apapun terjadi, tidak ada kerusuhan. Kami di sini sebagai keluarga, sebagai wartawan, sebagai tetangga, untuk berkabung,” tuturnya.
Sebelumnya pada Rabu, tubuh Abu Akleh terlihat ditutupi bendera Palestina dan jaket antipeluru pers. Almarhum dibawa dari Jenin untuk prosesi pemakaman. Pembunuhan brutal ini telah memicu kesedihan dan kemarahan di seluruh dunia.
Palestina mengutuk keras pembunuhan kejam Israel dan penargetan yang disengaja terhadap jurnalis senior Al Jazirah, Shireen Abu Akleh, di kamp pengungsi Jenin. Hari ini, pasukan pendudukan Israel menembak Shireen Abu Akleh tepat di kepala.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri mengatakan selama beberapa dekade, Abu Akleh dengan berani mengungkap kejahatan Israel terhadap rakyat Palestina. “Dengan pelaporannya yang tak kenal takut dan kegigihannya yang kuat, Shireen menjadi ikon kebenaran. Seorang pahlawan nasional bagi mereka yang suaranya dibungkam oleh kejahatan Israel,” katanya dilansir dari Wafa News, Rabu (11/5/2022).
“Pembunuhan Israel atas Shireen adalah bagian dari perang dan hasutannya yang terdokumentasi dengan baik dan diakui secara luas terhadap jurnalis Palestina dan kebebasan berekspresi dan pers. Israel dan para pejabatnya, secara terbuka dan publik, memberi penghargaan kepada tentara mereka atas pembunuhan warga Palestina, termasuk jurnalis, dengan impunitas penuh dan rasa kekebalan yang berani,” tambah Kementerian Luar Negeri. (*)