Penyelundupan 179 Kilogram Kokain Ditaksir Bernilai Rp 1,25 Triliun di Selat Sunda

Penyelundupan 179 Kilogram Kokain Ditaksir Bernilai Rp 1,25 Triliun di Selat Sunda
Narkotika jenis kokain seberat 179 kilogram diamankan oleh Tim Satgas TNI Angkatan Laut (AL). /Tangkap layar Instagram @tni_angkatan_laut
0 Komentar

BADAN Narkotika Nasional (BNN) mulai melakukan investigasi dan uji lab terkait temuan 179 kilogram kokain di perairan Selat Sunda pada Minggu (8/5/2022).

Pekan lalu, personel TNI AL menemukan 179 kg kokain yang diselundupkan dengan cara diapungkan di perairan sekitar Pelabuhan Merak, Banten. Saat ditemukan, pemilik maupun penerima kokain tidak ada di lokasi sehingga sulit melacak jaringan narkotika tersebut.

“Ini merupakan modus baru dalam menyelundupkan narkoba kokain ini,” kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Kamis (12/5).

Baca Juga:Suhu Capai 36,1 Derajat Celcius di Sejumlah Wilayah Indonesia, Ciputat Pecah RekorSaksikan Siaran Langsung Perempatfinal Piala Thomas dan Uber 2022 di iNewsTV dan MNCTV Hari Ini

Ia menduga, narkoba tersebut sengaja dibuang ke laut dan akan diambil oleh penerima. Yugo menuturkan, jajarannya masih menyelidiki lebih lanjut kasus ini.

“Ini mungkin barang itu dilepas (ke laut) nanti akan diambil oleh penerimanya dengan titik koordinat berapa. Ini masih baru, kita selidiki, kita dalami dulu,” kata dia.

Yudo mengatakan, telah menginstruksikan seluruh jajarannya untuk meningkatkan patroli untuk mencegah laut menjadi wilayah penyelundupan barang ilegal.

Hingga saat ini, baik TNI AL dan BNN Banten masih menyelidiki kasus ini.”Nah, sekarang kita dalami dengan BNN pemiliknya siapa ini,” kata dia.

Temuan kokain di laut ini atas informasi intelijen yang diterima oleh TNI AL. Kokain yang ditemukan ditaksir bernilai Rp 1,25 triliun.

Kepala BNN Komisaris Jenderal Polisi Petrus Reinhard Golose menuturkan, barang bukti sudah diserahkan kepada BNN dan akan dilakukan investigasi bersama-sama TNI AL.

Kata Petrus, sebagai langkah awal barang bukti itu akan diuji laboratorium terlebih dahulu, guna mengetahui kandungan kokain. Setelah diketahui bahannya maka akan diketahui asal muasal kokain itu dibuat, yang menurut Petrus, sebagian besar berasal dari Amerika Selatan.

Baca Juga:Peringatan May Day, KSPI Gelar Aksi 5.000 BuruhMendagri Resmi Lantik 5 Pj Gubernur Pilihan Jokowi, dari Banten hingga Papua Barat

“Kalau kokain, itu pasti berasal dari Amerika Selatan tapi harus dibuktikan uji laboratorium. Mudah-mudahan, dengan teknik-teknik investigasi kita bisa lihat (jaringan),” kata Petrus usai acara Perayaan Paskah dan Halalbihalal di Gedung BNN, Lido Bogor, Kamis (12/5/2022).

Kata dia, berdasarkan beberapa literasi, kokain biasa diproduksi wilayah di Amerika Selatan seperti Panama, Ekuador, dan termasuk Argentina. Terkait peredaran kokain di Indonesia, Petrus menyebut masih baru. Untuk itu BNN melalui kedeputian penindakan mulai membangun hubungan kerja sama dengan negara-negara itu untuk mengetahui modus-modus peredarannya.

0 Komentar