MAHASISWI bernama Alin Pangalima rela menjual ginjalnya demi pembangunan jembatan di desanya yang telah mangkrak selama 16 tahun.
Mahasiswi asal Desa Goyo, Kecamatan Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) tersebut terus menyuarakan sikapnya melalui akun media sosial miliknya.
Mahasiswi IAIN Sultan Amai Gorontalo ini menulis sikap kritisnya berulang kali menyoroti jembatan di desanya yang tak kunjung dibangun dan sudah 16 tahun tanpa ada kejelasan kabar dari pemerintah kabupaten.
Baca Juga:Terbit SKB 4 Menteri Terbaru Tentang Panduan Penyelenggaraan PTM 100 PersenSoal Konten LGBT Deddy Corbuzier, Begini Respons Komnas HAM
Niat berani Alin yang rela menjual ginjal demi pembangunan jembatan desa menjadi viral di media sosial dan diberitakan sejumlah media, sebagaimana unggahannya sepekan ini, salah satunya pada 6 Mei 2022.
“Soalnya dana daerah katanya tidak cukup untuk membiayai pembangunan jembatan yang sudah 16 tahun mangkrak, mungkin ginjal saya bisa sedikit membantu,” tulis Alin seperti dikutip dari akun media sosialnya, Rabu (11/5/2022).
Jembatan Desa Goyo, Kecamatan Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) yang terputus karena tersapu banjir.
“Som anyor kasiang tiang jembatan. Kong napa tape ginjal bulum laku.” #SaveJembatanGoyo (sudah mau hanyut kasihan tiang jembatan, terus ini saya punya ginjal belum laku).
“Torang butuh tambahan ginjal barang kali ada relawan yang mau menyumbangkan “ginjal”nya untuk pembangunan jembatan. #SaveGoyo #IroniNegeri. Begitu Alin menulis di media sosial.
Jembatan Goyo sendiri merupakan akses yang biasa digunakan warga beraktivitas setiap harinya. Namun jembatan tersebut hancur sejak 16 tahun silam karena tersapu arus banjir. Hal itu terjadi sebelum Bolmut menjadi kabupaten baru.
Jembatan Goyo menghubungkan dua desa, yaitu Desa Goyo dan Desa Ollot di Kecamatan Bolaangitang Barat yang merupakan daerah transmigrasi.
Baca Juga:Israel Siap Bareng Palestina Ungkap Kasus Penembakan Wartawan Al JazeeraInikah Pria Misterius Pengganti Vladimir Putin
Perjuangan Alin yang rela akan menjual ginjalnya agar mendapat biaya pembangunan Jembatan desanya sudah kesekian kalinya ia sampaikan ke pihak Pemda dan DPRD Kabupaten, namun kurang mendapat respons.
Aksi Alin akan menjual ginjal pun terus ia suarakan di akun media sosial dan dalam tulisan bukunya hingga menjadi sorotan dan viral.
Sejauh ini informasi yang diperoleh, masyarakat Desa Goyo masih menunggu realisasi meski sudah mendapat perhatian dari Kementerian PUPR yang berjanji berencana memproses pembangunan jembatan desa tersebut tahun ini. (*)