PERSOALAN LGBT kembali menjadi pembicaraan panas menyusul kehadiran pasangan gay, sekaligus artis TikTok, Ragil Mahardika dan Frederik Vollert datang ke podcast Deddy Corbuzier. Bicara soal LGBT, hubungan cinta sejenis, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur punya cerita dengan seniman serba bisa Dorce Gamalama.
Seperti diketahui, sepanjang hidupnya, almarhum Dorce selalu dibayangi tentang status gendernya karena pernah melakukan operasi ganti kelamin dari pria ke perempuan. Bahkan, Dorce pernah dihantam isu LGBT karena hendak menikah dengan seorang pria.
Nah, suatu waktu Dorce pernah bertanya kepada Gus Dur terkait status perempuannya. Dalam buku “Gus! Sketsa Seorang Guru Bangsa (2017: 71)”, Dorce menjelaskan Gus Dur merupakan satu dari dua kiai bijak yang melindungi dirinya, yang tanpa ragu ia curhati selain Gus Miek (KH Hamim Djazuli, Ploso, Kediri). Menurut Dorce, Gus Dur dan Gus Miek bukan tipe ulama yang mengafir-sesatkan siapa yang datang kepadanya.
Baca Juga:Pemandangan Langit Berubah Jadi Merah Seperti Darah di ChinaSebaran Wabah Paling Parah di Cirebon, 3.205 Orang Terpapar
“Kalau saya mengadu suatu masalah pun, mereka tidak langsung menindak dan mengecap saya dengan tuduhan macam-macam. Keduanya mencarikan dasar yang jelas atas masalah yang saya hadapi,” kata Dorce.
Saat bertemu Gus Dur, Dorce bercerita dengan santai dan canda. Sejak pertama bertemu, sempat pula Dorce bertanya tentang status keperempuanannya yang kala itu menjadi polemik.
Gus Dur menjawab jika Dorce yakin dengan perempuan, ya diyakini saja, jalan terus. “Kamu percaya shalat, ngaji, dapat pahala, ya sudah jalani saja,” ungkap Dorce menirukan perkataan Gus Dur saat itu.
Dorce menjelaskan pernyataan Gus Dur adalah jawaban yang tidak membebankan. Polemik yang mengemuka atas statusnya memang kerap memancing kontroversi. Dorce mengaku ia banyak yang membela meskipun secara tidak langsung.
“Saya kadang bilang, sudahlah, nggak perlu terlalu melindungi saya. Saya orangnya begini ya biarkan saja. Masuk ke surga atau neraka itu terserah Allah. Seandainya neraka yang saya dapat, jika Allah ridha, ya tak terima,” ucap Dorce.
Gus Dur dan Gus Miek menurut Dorce membelanya tanpa pamrih, spontan, nggak ngumpet-ngumpet, serta nggak takut dengan cercaan publik. Hal itulah, tegas Dorce, yang juga Gus Dur lakukan terhadap kelompok minoritas lain, baik kelompok minoritas secara agama atau keyakinan, sosial, dan gender.