JURU Bicara Petisi Rakyat Papua (PRP) Jefry Wenda ditangkap tim gabungan di kawasan Perumnas 4 Jayapura sekitar pukul 12.28 WIT, Selasa, 10 Mei.
Setelah ditangkap yang bersangkutan langsung dibawa ke Polresta Jayapura Kota untuk diperiksa lebih lanjut.
“Memang benar Jubir PRP sudah ditangkap dan saat ini diperiksa penyidik di Polresta Jayapura Kota,” kata Kaops Damai Cartenz Kombes Muhammad Firman dilansir dari Antara.
Baca Juga:BenJon, Kritik Seni, dan Identitas Teater Modern IndonesiaSeniman dan Jual-Gadai Kemiskinan
Diketahui, aparat Kepolisian Resort Jayapura Kota membubarkan paksa sekelompok massa yang akan menggelar aksi unjuk rasa pada Selasa 10 Mei 2022.
Langkah tegas ini menyusul potensi gangguan keamanan hingga dapat menimbulkan kerusuhan dalam aksi yang diserukan Petisi Rakyat Papua atau PRP di Kota Jayapura.
“Ada potensi gangguan keamanan bisa saja terjadi. Apalagi, surat pemberitahuan aksi (unjuk rasa) tak bisa dipertanggungjawabkan, sehingga untuk mengurangi risiko. saya ambil langkah tegas tidak boleh ada mobilisasi massa dalam rangka penyampaian aspirasi di area publik yang justru sangat mengganggu,” kata Kapolresta Jayapura Kota, Kombes Gustav R Urbinas kepada wartawan di Expo Waena, Selasa 10 Mei 2022.
Menurut Gustav, seruan yang disebarkan PRP sebelum aksi 1O Mei terbukti menimbulkan keresahan. Di mana, suasana yang diciptakan dalam aksi 10 Mei tidak kondusif.
“Tidak ada pertanggungjawaban sejak surat pemberitahuan dilayangkan ke kami, tak ada koordinasi teknis bahkan surat dititipkan pada orang yang tak dikenali dan lari saat dipanggil,” terangnya.
Seharusnya, kata Gustav, aspirasi yang sama tidak perlu ngotot kembali ada. Apalagi aspirasi yang akan disampaikan sama dengan aksi unjuk rasa beberapa waktu lalu.
“Aspirasinya sama, bedanya apa? sudah dua kali dan sama saja bunyinya. Sekali lagi tak ada jaminan dan siapa yang bertanggungjawab dan metode mobilisasi massa itu sangat berisiko,” tegasnya.
Baca Juga:Surat Terbuka untuk Rakyat Amerika, Saat Rusia Merayakan Kemenangan Perang Dunia II Atas NaziSkandal Mobil Pengintai Israel, Pernah Demo Penyadapan WiFi di Indonesia
Dari pantauan awak media di lapangan, massa tidak berkumpul pada satu titik. Awalnya massa pertama berkumpul di kawasan Kamkey Abepura, kemudian di Kampus Uncen Bawah, Mega Waena, Lingkaran atas Abepura dan Expo Waena.
Situasi ini sendiri telah diantisipasi oleh aparat keamanan dengan menerjunkan 1.185 personel ganbungan Polri-TNI. Bahkan aparat telah mengambil tindakan tegas dengan membubarkan paksa massa dengan mobil water canon dan gas air mata. (*)