MASALAH pembekuan darah memang menjadi salah satu kekhawatiran efek samping vaksin Covid-19. Salah satu vaksin yang dulu diklaim dapat menyebabkan pembekuan darah adalah vaksin AstraZeneca.
Tapi, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) kembali mengeluarkan peringatan bahwa vaksin lain yakni vaksin Janssen Covid-19 bisa menyebabkan pembekuan darah. Karena ada risiko tersebut, FDA mengimbau agar penggunaan vaksin Janssen tidak untuk umum, melainkan individu tertentu. Sebab, penggunaan vaksin Janssen Covid-19 mengancam jiwa.
“Setelah melakukan analisis terbaru, evaluasi, dan penyelidikan kasus yang dilaporkan, FDA telah menentukan bahwa risiko trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS) atau sindrom pembekuan darah yang langka dan berpotensi mengancam jiwa dalam kombinasi dengan tingkat trombosit darah yang rendah,” papar laporan FDA, Selasa (10/5/2022).
Baca Juga:Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief Penuhi Panggilan KPKMirip Praktik Jual-Beli Jabatan, KPK Ungkap Proses Pengisian Penjabat Kepala Daerah Rentan Korupsi
“Onset gejala muncul sekitar satu hingga dua minggu setelah pemberian vaksin Janssen Covid-19. Ini menjamin pembatasan penggunaan vaksin yang diizinkan,” tambah laporan FDA tersebut.
Meski ada risiko terjadinya TTS pada penerima vaksin Janssen Covid-19, FDA menegaskan bahwa vaksin tersebut tetap bisa diberikan kepada orang-orang tertentu. Sebab, manfaat dari vaksin jauh lebih besar daripada dampak buruknya.
Orang-orang yang masih bisa menerima vaksin Janssen Covid-19 disebutkan di sana seperti individu yang mengalami reaksi anafilaksis setelah menerima vaksin mRNA Covid-19, individu yang memiliki kekhawatiran pribadi dengan vaksin mRNA Covid-19, dan individu yang susah mendapat akses ke vaksin mRNA Covid-19.
“Kami menyadari bahwa vaksin Janssen Covid-19 ini masih berperan dalam respons pandemi baik di Amerika Serikat maupun secara global. Tindakan kami mencerminkan analisis terbaru tentang risiko TTS setelah pemberian vaksin dan membatasi penggunaan vaksin untuk individu tertentu,” kata Peter Marks, MD, PhD, Direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologi FDA.
“Pernyataan kami ini juga menunjukkan kuatnya sistem pengawasan keselamatan dan komitmen kami untuk memastikan bahwa sains dan data memandu keputusan yang kami buat ini. Kami telah memantau dengan cermat vaksin Janssen Covid-19 dan kemunculan TTS setelah pemberiannya. Data tersebut kami pakai untuk merevisi izin penggunaan darurat (EUA),” tambah Peter Marks.