REPUBLIKEN asal Wisconsin Mike Gallagher mengklaim bahwa bantuan Amerika Serikat (AS) mempersenjatai Ukraina telah ‘menguras’ stok senjata Washington yang disimpan selama bertahun-tahun.
Menurutnya, hal itu telah menghambat keleluasaan AS untuk secara bersamaan mempersenjatai Taiwan melawan potensi pecah konflik dengan China.
Sementara itu, industri militer AS sedang melobi Gedung Putih untuk mendapatkan lebih banyak kontrak pasokan senjata.
Baca Juga:Polda Kaltara Minta Bantuan Mabes Polri Terkait Pemeriksaan Kontainer Milik Oknum Polisi Briptu HSBTeka-Teki Serangkaian Kematian Oligarki Rusia, 6 Tewas dalam 3 bulan
“Kami kehabisan stok (senjata),” kata Mike Gallagher, yang merupakan anggota Komite Angkatan Bersenjata AS kepada Fox News pada Jumat lalu.
“Kami baru saja ‘membakar’ lembing tujuh tahun dan tidak lebih penting karena kami terus mencoba dan membantu Ukraina menang. (Namun) ini juga penting bagi kami secara bersamaan untuk mempertahankan Taiwan dari agresi dari Partai Komunis China,” ucapnya.
“Mereka (Taiwan) akan membutuhkan akses ke beberapa sistem senjata yang sama, dan kami tidak memiliki persediaan saat ini untuk mengisi kembali apa yang telah kami habiskan di Ukraina,” ujarnya lebih lanjut.
Pemerintahan Joe Biden sejauh ini telah memberi Ukraina hampir 4 miliar dolar AS (Rp57 miliar) bantuan militer. Biden juga mendesak Kongres meloloskan paket bantuan Ukraina senilai 33 miliar dolar (Rp478 miliar), dan 20 miliar dolar (Rp289 miliar) yang di antaranya untuk mendanai senjata dan dukungan militer lainnya untuk Kiev.
Selain itu, Kongres juga diharapkan menandatangani Lend-Lease Act of 2022 pada Senin, 9 Mei 2022, menghidupkan kembali undang-undang era Perang Dunia II untuk memungkinkan AS mengekspor senjata dalam jumlah tak terbatas ke Ukraina.
Javelin yang dirujuk oleh Gallagher adalah rudal anti-tank yang ditembakkan dari bahu, dan AS telah mengirim lebih dari 5.000 di antaranya ke Ukraina.
Sementara Pentagon tidak mempublikasikan secara pasti berapa banyak senjata yang dimilikinya, seorang analis di Pusat Studi Strategis dan Internasional yang didanai industri senjata mengatakan kepada PBS bulan lalu bahwa ini mewakili sekitar sepertiga dari persediaan AS.
Baca Juga:UK Health Security Agency Ungkap Dugaan Kaitan Wabah Hepatitis Akut dengan Anjing atau ParasetamolOne Way Arus Balik Berakhir Senin Dini Hari Ini Mulai Pukul 02.30
Analis itu menyebut sekitar seperempat dari persediaan rudal anti-udara Stinger AS juga telah diberikan ke Ukraina. (*)