HUNGARIA menyamakan larangan minyak Rusia dengan serangan nuklir. Seperti dilaporkan RT, Jumat (6/5/2022), Perdana Menteri Viktor Orban telah mengkritik rencana untuk menghapus impor minyak Rusia, yang telah diusulkan oleh Komisi Eropa.
Orban mengatakan bahwa embargo semacam itu akan sama saja dengan “menjatuhkan bom nuklir” pada ekonomi negaranya. Dia telah menggambarkan proposal untuk menghapus minyak mentah Rusia yang diajukan oleh Komisi Eropa sebagai “tidak dapat diterima”.
Berbicara kepada penyiar negara Kossuth Radio pada hari Jumat, Orban mengklaim bahwa negara-negara anggota UE telah sepakat sebelumnya bahwa setiap tindakan di seluruh blok mengenai energi harus mempertimbangkan situasi individu masing-masing negara.
Baca Juga:WHO Klaim Jumlah Kematian Akibat Covid-19 di India Capai 10 Kali Lipat dari Data ResmiNegara Pemasok Senjata, Siapa yang Mengontrol Apa di Ukraina
Perdana Menteri Hungaria juga memperingatkan bahwa proposal terbaru tentang minyak Rusia oleh Komisi Eropa “baik dengan sukarela atau tidak, menyerang persatuan Eropa yang diperjuangkan dengan keras ini.”
Orban menunjukkan bahwa negara-negara dengan pelabuhan laut berada dalam posisi yang jauh lebih menguntungkan, karena mereka dapat beralih ke bahan bakar fosil yang dikirim dengan kapal dengan relatif mudah, sementara negara-negara yang terkurung daratan seperti Hungaria sepenuhnya bergantung pada jaringan pipa.
Orban menambahkan bahwa jalur pipa menuju Hungaria dimulai di Rusia. Dia mencatat bahwa Budapest tidak akan menerima rencana UE yang mengabaikan fakta-fakta ini.
Orban memperingatkan bahwa, jika rencana itu dilaksanakan, harga bensin di negara itu bisa naik menjadi 700 forints (US$ 1,90 atau Rp 27.569) per liter, sementara solar bisa menelan biaya hingga 800 forints (US$2,22 atau Rp 32.213) per liter, yang akan menjadi beban berat bagi seluruh populasi Hungaria.
“Selain itu, proposal Brussel dapat mengakibatkan negara Eropa Tengah benar-benar kehabisan bahan bakar dan produk minyak lainnya dalam jangka panjang,” bantah Orban.
Menurut politisi itu, itu akan menelan biaya ribuan miliar forint dan memakan waktu hingga lima tahun bagi Hungaria untuk beralih dari minyak Rusia ke alternatif. Orban juga mencatat bahwa sementara UE telah mengalokasikan dana untuk tujuan itu di atas kertas, Budapest belum melihat uang itu, yang berarti bahwa Hungaria bahkan tidak dapat memulai prosesnya.