Para buronan masuk dan keluar loteng melalui jendela bundar, biasanya saat malam. Jalan masuk dari dalam ditutup agar mereka tidak ditemukan.
Melalui jendela itulah mereka menerima makanan, pakaian dan membuang sampah lewat pelindung mereka: pastor, biarawati dan anggota paroki. Pesan kepada anggota keluarga dan sebaliknya disampaikan melalui lubang kecil di atap.
Semua aktivitas dilakukan secara rahasia dan menggunakan kode lampu senter untuk memberi tahu mereka tentang kemungkinan razia pasukan Nazi, yang menyasar institusi keagamaan.
Baca Juga:Viral Pengendara Moge Pukul Warga Pakai Pistol, DPR: Harus Diusut Kepemilikan Senpi Legal atau TidakSilaturahmi ke Airlangga Hartarto, AHY: Membangun Semangat Kekeluargaan
Pada 1995, Israel memberi penghormatan kepada pastor Antonio Dressino dan anggota sakristi di masa perang, Pietro Lestini, sebagai salah satu penyelamat orang Yahudi. (*)