Hari Kemenangan mengakhiri perang panjang dan berdarah yang di dalamnya banyak keluarga di Uni Soviet kehilangan orang-orang terkasih. Namun, tidak sampai lama kemudian tanggal 9 Mei tidak lagi sekadar hari peringatan tetapi menjadi alat ideologi penting bagi negara komunis itu.
Selama hampir dua dekade setelah perang dunia kedua berakhir, 9 Mei belum jadi hari libur nasional di Uni Soviet dan diperingati hanya di kota-kota besar dengan kembang api dan acara perayaan lokal.
Pada tahun 1963, pemimpin Uni Soviet waktu itu Leonid Brezhnev memulai kebijakan untuk menciptakan kultus kemenangan dalam perang melawan Nazi Jerman, kemungkinan untuk menguatkan basis ideologis negara dan sentimen patriotik.
Baca Juga:9 Mei, Vladimir Putin Kirim Peringatan Hari Kiamat ke BaratSapi Betina Ini Suka Minum Kopi dan Teh, Pakcik Lid: Perasaannya Seperti Manusia
Ini berarti acara di seluruh Soviet, termasuk parade militer di Lapangan Merah sehingga menjadikan 9 Mei sebagai tanggal merah.
Pada awal abad ke-21 Presiden Rusia Vladimir Putin berusaha membuat Hari Kemenangan itu menjadi lebih penting lagi, dengan menjadikannya bagian tak terpisahkan dari warga Rusia.
Perayaan Hari Kemenangan menjadi semakin meriah, namun setiap tahun semakin sedikit veteran perang dan saksi mata yang masih hidup dan bisa ambil bagian dalam pesta tersebut.
Narasi tentang perang besar Rusia dalam mengalahkan Nazisme juga diabadikan dalam amandemen Konstitusi Rusia pada 2020.
Di antara perubahan lainnya, yang menekankan nilai konservatif dan nasionalisme, warga Rusia dilarang mempertanyakan narasi sejarah resmi tentang kemenangan tersebut.
“Kultus Kemenangan dihidupkan kembali di Rusia pada tahun 2000-an dengan jauh lebih megah daripada di zaman Soviet. Itu sebabnya triumfalisme (perayaan kemenangan) terus mengemuka baik di media maupun dalam kesadaran massa,” kata Oleg Budnitsky, Direktur Pusat Internasional untuk Sejarah dan Sosiologi Perang Dunia Ii di Sekolah Tinggi Ekonomi di Moskow kepada BBC.
“Ada konsekuensi positifnya: misal, fokus yang lebih besar pada sejarah perang. Jutaan dokumen dipublikasikan dan didigitalkan. Tetapi di sisi lain – kita menyaksikan peningkatan militerisasi massa,” kata sang pakar, merujuk pada slogan”Kita bisa melakukannya lagi” yang mulai muncul dalam perayaan Hari Kemenangan Rusia selama satu dekade terakhir, kemungkinan besar mengisyaratkan bahwa tentara Rusia dapat mengambil alih setengah dari Eropa lagi seperti pada tahun 1945.