KUKU panjang tengah menjadi tren utama akhir-akhir ini. Beberapa superstar seperti Cardi B dan Billie Eilish menjadi salah satu yang turut mengaplikasikan tren ini di tangannya.
Tetapi, apakah tren kuku panjang aman untuk kesehatan? Dilansir USA Today, seorang ahli biologi memperingatkan tren baru ini mungkin datang dengan bahaya kesehatan saat mempertimbangkan apa yang mungkin tumbuh di bawahnya.
Jeffrey Kaplan, seorang profesor biologi di American University, mengatakan kepada USA Today bahwa area di celah bawah kuku adalah tempat sebagian besar bakteri hidup.
Baca Juga:Ekspansi ke Lombok dan Palembang, Ace Hardware Resmi Miliki 221 Gerai di Seluruh IndonesiaPerusahaan Raksasa Media Sosial Gagal Tindak 89 Persen Unggahan Kebencian anti-Muslim
“Semakin panjang kuku, semakin banyak area permukaan yang bisa ditumbuhi mikroorganisme,” katanya. “Penelitian telah menemukan 32 bakteri berbeda dan 28 jamur berbeda di bawah kuku.”
Kaplan mengatakan tidak peduli itu kuku palsu yang panjang, kuku alami yang panjang, kuku gel, kuku akrilik atau cat kuku. Sebab ada kemungkinan besar ini membawa mikroorganisme yang membuatnya lebih sulit untuk didekontaminasi dengan mencuci tangan atau menggosok.
Menurut Kaplan, sebuah studi menemukan MRSA, bakteri resisten antibiotik yang menyebabkan infeksi serius pada pasien rawat inap, di bawah setengah dari sampel kuku yang dikumpulkan.
Selain itu, beberapa bakteri di bawah kuku juga dapat ditemukan di kulit seperti staphylococcus yang dapat menyebabkan infeksi.
“Kalian dapat menularkan bakteri kuku ke sistem tubuh dengan menggaruk, menggigit kuku, mengorek hidung, dan mengisap jari,” kata Kaplan.
Dia mengatakan hal terburuk yang bisa terjadi dari bakteri dan jamur adalah infeksi kuku, yang tidak akan mengancam jiwa, tetapi bisa membuat kuku jadi rusak.
Adanya potensi bahaya kesehatan ini membuat sebagian besar, atau bahkan semua petugas kesehatan, diharuskan memiliki kuku pendek.
Baca Juga:Hasil Awal Pemilu Lokal Tunjukkan Kekalahan Konservatif InggrisTiga Orang Tewas dalam Serangan di Israel Tengah
The New York Times bahkan melaporkan dua perawat di rumah sakit Kota Oklahoma mungkin telah menyebabkan kematian 16 bayi pada tahun 1997 dan 1998 karena bakteri ditemukan di bawah kuku panjang mereka.
Ahli epidemiologi menemukan hubungan antara kematian bayi di unit neonatal dan bakteri di bawah kuku tetapi tidak membuktikan bahwa itu adalah penyebab pastinya.
“Ketika ahli bedah menggosok (tangan) sebelum operasi dan kemudian menguji tangan mereka, selalu ada bakteri di bawah kuku dan kalian tidak bisa menghilangkannya,” kata Kaplan.