SEBUAH video viral memperlihatkan, seorang kakek warga Kota Shanghai ternyata masih hidup, setelah secara keliru dinyatakan meninggal dan dibawa ke kamar mayat dalam kantong jenazah. Kasus ini menjadi tanda disfungsi terbaru di kota yang dilanda kasus Covid-19, di mana jutaan orang tetap berada di bawah penguncian (lockdown) yang diberlakukan pemerintah.
Rekaman video, yang diambil oleh seorang pengamat, menunjukkan saat beberapa pekerja berpakaian pelindung mundur saat mereka menyadari kakek itu masih hidup. Rekaman itu sejak itu menjadi viral di media sosial Tiongkok, memicu kengerian dan kemarahan.
Video yang diposting pada hari Minggu lalu menunjukkan, kepala sang kakek yang merupakan penghuni panti jompo, muncul dari kantong mayat kuning ketika para pekerja mengangkatnya dari kendaraan.
Baca Juga:6 Fakta Menarik Pertarungan Liverpool vs Villarreal di Liga ChampionsPonsel Anda Sering Lemot? Begini Cara Melihat Status RAM Xiaomi
Orang yang merekam video, tampaknya dari gedung terdekat, terdengar berkata, “Panti jompo sangat berantakan. Mereka mengirim orang yang masih hidup dengan mobil jenazah dan mengatakan, mereka sudah mati. Staf pengurus mengatakan bahwa mereka masih bergerak .. . Itu tidak bertanggung jawab, benar-benar tidak bertanggung jawab.”
Di platform mirip Twitter Tiongkok, Weibo, banyak yang menyatakan ketidakpercayaan kesalahan besar seperti itu bisa terjadi, terutama di Shanghai, yang telah lama dilihat sebagai kota paling progresif dan modern di Tiongkok.
“Masalah di Shanghai terungkap sepenuhnya kali ini,” tulis salah satu komentar populer di Weibo.
“Ini dianggap sebagai pembunuhan yang disengaja,” tulis pengguna lain.
Yang lainnya berkomentar, kakek itu bisa saja dikubur atau dikremasi seandainya dia tidak ditemukan hidup-hidup. “Pemerintah tidak peduli … apa yang terjadi di Shanghai?”.
Pemerintah distrik menanggapi insiden itu pada hari Senin, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan, kakek itu sekarang dalam kondisi stabil.
Tiga pejabat telah dicopot dari biro urusan sipil dan kantor pembangunan sosial distrik, dan kepala panti jompo juga telah diberhentikan, katanya.
Pihak berwenang juga telah mencabut sertifikasi dokter yang terlibat, dan sekarang sedang diselidiki, menurut Global Times, media yang dikelola pemerintah Tiongkok. (*)