Teman-teman rumah dan sekolah sudah tahu perihal foto topless Amanda di internet, dan hal itu membuat Amanda takut ke luar rumah, termasuk ke sekolah.
Akhirnya orangtua Amanda memutuskan untuk memindahkan buah hatinya ke sekolah lain, demi menghapus semua ingatan akan kejadian memalukan itu.
Namun sepertinya noda itu sudah sangat kuat melekat di benak Amanda, sehingga tidak ada usaha apa pun yang mampu membersihkannya secara tuntas.
Baca Juga:Moskow: ‘Tentara Bayaran’ Israel Bertempur dengan Unit Sayap Kanan UkrainaKiai Haji Irfan Yusuf Hasyim Kutip Ucapan Gus Dur: Prabowo Jadi Presiden di Usia Tua
Di sekolahnya yang baru, Amanda sedikit demi sedikit bisa memulihkan derita psikologisnya. Namun itu tidak bertahan lama. Setahun setelah kejadian itu, Mr. X kembali menghantui hari-hari Amanda.
Kali ini serangannya lebih hebat. Dia mengirimkan foto telanjang dada Amanda ke semua teman Facebook-nya, dan membuat akun Facebook khusus dengan foto memalukan tersebut sebagai foto profilnya.
Mulailah Amanda menjadi target bullying (perundungan), baik di dunia maya maupun di dunia nyata. Teman-teman sekolah menyorakinya seakan dia seorang bintang tenar, bedanya itu bukan sorakan membanggakan.
Di internet, orang-orang juga tak henti merundung Amanda, meminta foto-foto syur lainnya, seakan Amanda seorang pelacur tak ada harganya. Amanda mulai “tenar” sebagai bahan cibiran di internet.
Tiba-tiba dunia nyata juga mulai mengenali Amanda, gadis lugu yang foto dadanya ada di mana-mana.
Amanda mulai kehilangan teman-teman dekatnya, dan yang lebih parah, kehormatannya. Dukungan moral dari orangtua dan saudaranya tidak mempan membentengi terpaan cibiran dari segala arah yang menerpa batin Amanda.
Di usia belia itu, Amanda beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri dengan mengiris nadi pergelangan tangannya. Bagi Amanda, hidup sudah tidak berharga. Namun Sang Khalik belum mengizinkan Amanda bertemu dengan-Nya.
Baca Juga:Jika Benar Adolf Hitler Kabur dan Meninggal Dunia di Indonesia?Satu Kali Peluncuran Rudal Sarmat Inggris Bakal Tenggelam, Lihat Video Simulasi di Sini
Tahu beratnya beban yang ditanggung anaknya akibat dunia maya yang telah merenggut nyawanya, akhirnya orangtua Amanda Todd kembali memindahkan putrinya ke sekolah lain.
Di tempat yang baru ini, Amanda kembali mendapatkan harapan hidupnya. Di bulan pertama dia bersekolah, dia mendapat seorang teman pria yang usianya lebih tua dari Amanda.
Itulah kali pertama Amanda mempunyai teman kembali setelah terkungkung dalam depresi mendalam yang membuatnya takut bertemu orang lain.