Dari bagian ini saja sudah jelas 365 Days: This Day tidak peduli akan cerita cinta sindrom Stockholm antara Laura dan Massimo seperti yang terlihat pada film pertama.
Ketidakpedulian itu juga terlihat dari pertanyaan sejak awal dan tidak terjawab hingga akhir film, bagaimana Laura bisa selamat dari kecelakaan di akhir film pertama? Atau bagaimana dengan loncatan waktu juga cerita di beberapa bagian film ini?
Saya yakin sutradara Barbara BiaÅ‚owÄ…s dan Tomasz Mandes paham bahwa 365 Days (2020) dihujat habis-habisan karena ceritanya yang ‘tidak jelas’. Meski begitu, film itu sukses menjadi buah bibir dan membuat banyak orang penasaran.
Baca Juga:Liverpool Dipastikan Tanpa Penyerang Firmino, Villarreal Diperkuat Mesin Gol Utama MorenoPunya Satu Target, Pelatih Villarreal: Kami Harus Menang Lawan Liverpool
Apalagi harus diakui, adegan erotis dalam 365 Days (2020) mampu menjadi magnet penonton yang rindu akan romansa macam kisah saga Fifty Shades of Grey.
Pada tahap inilah, para kreator 365 Days: This Day dengan totalitas memanfaatkan atensi itu dengan menjaja hal yang digunjing besar-besaran dari saga ini, yaitu adegan erotis.
Meskipun, mereka mengorbankan atau memang tidak peduli dengan kualitas narasi cerita film ini. Seperti logika cerita yang berantakan, alur waktu yang tidak logis, hingga konsep cerita yang membingungkan.Dalam menjaja kisah sensual Massimo dan Laura, Barbara Białowąs dan Tomasz Mandes hanya fokus pada aspek adegan erotis dan penggunaan tone warna untuk mendukung suasana eksotik. Inilah yang terasa berbeda dari versi prekuel.
Sehingga, 365 Days: This Day tampak hanya fokus pada aspek visual untuk memastikan suasana erotis dari para karakternya kawin sempurna dengan latar tempat yang eksotis.
BiaÅ‚owÄ…s dan Mandes juga memaksakan suasana romantis dengan memasukkan lagu ke setiap adegan sensual dalam film ini, alih-alih menggunakan scoring lembut atau ‘seksi’ sehingga menambah mood dalam adegan.
365 Days: This Day tercatat menggunakan lagu yang lebih banyak dibanding pendahulunya, terlalu banyak bahkan. Pada 365 Days (2020), hanya ada tujuh lagu digunakan. Sementara kali ini, ada 22 lagu yang diputar sepanjang durasi.
Lagu-lagu itu bahkan berbeda-beda dalam setiap adegan. Saking banyaknya, masing-masing adegan panas punya lagunya sendiri. Sehingga adegan yang mestinya mesra atau ikut merangsang penonton malah sebenarnya terasa hambar.