Prabowo: anomali?
Gary Mauser dalam bukunya “Political Marketing: An Approach to Campaign Strategy” menjelaskan bahwa pemasaran politik pada dasarnya bertujuan untuk mempengaruhi perilaku masyarakat dalam situasi persaingan. Oleh karena itu, tidak heran jika para politisi berusaha menyebarkan pengaruhnya melalui berbagai gimmick dengan harapan dapat meningkatkan popularitas dan elektabilitasnya.
Hasil konsisten Prabowo Subianto di posisi tiga besar pencalonan presiden 2024 menimbulkan pertanyaan menarik. Jika mengacu pada empat gimmick yang biasa dilakukan para caleg, Prabowo tidak termasuk pengguna yang aktif dan masif.
Dibandingkan Erick Tohir, Sandiaga Uno, dan Airlangga Hartarto, aktivitas dan komentar Prabowo sebagai menteri pertahanan dan ketua Partai Gerindra memang belum tersosialisasikan secara luas. Jadi mengapa dia selalu unggul dalam setiap survei? Apa rahasia Prabowo untuk menjaga citra dan popularitasnya?
Baca Juga:Krisis Perubahan Rezim yang Diatur Amerika di PakistanUmat Islam di China Tetapkan Idul Fitri 1443 Hijriah, 3 Mei
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani tidak memungkiri bahwa Prabowo jarang, bahkan pernah, melakukan gimmick politik. Menurutnya, selama ini Prabowo lebih memprioritaskan tugasnya sebagai menteri pertahanan ketimbang meningkatkan elektabilitasnya dalam pemilu. “Pak Prabowo fokus pada penguatan postur pertahanan Indonesia,” kata Muzani.
Saya pribadi menilai strategi bebas gimmick Prabowo adalah hal yang tepat untuk dilakukan. Mengandalkan tipu muslihat dalam kontes yang sudah berjalan lama akan melelahkan. Gimmick yang dilakukan secara terus menerus dapat mengakibatkan kejenuhan pasar. Jangan lupa bahwa gimmick “direkayasa” untuk merayu pemilih. Dalam jangka panjang, gimmick tidak boleh berbenturan dengan kenyataan, jika tidak bisa menjadi serangan balik.
Patut diperhatikan juga nasihat yang sering disampaikan oleh para praktisi pemasaran. Terkadang, gimmick terbaik adalah tidak melakukan gimmick sama sekali. Karena produk dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau dengan sendirinya akan mampu secara efektif mendapatkan kepercayaan dari calon pelanggan dan menjadi sukses tanpa perlu gimmick untuk memikat pembeli
Memang, Prabowo Subianto telah terpatri kuat di ingatan publik tanpa harus bersusah payah menyebarkan berbagai gimmick politik. Tak pelak, ini sedikit banyak berkah dari keikutsertaannya dalam tiga pemilihan presiden, pada 2009, 2014 dan 2019. Kesediaannya masuk kabinet Presiden Joko Widodo juga memperkuat citra positifnya sebagai politisi yang mengutamakan pengabdian pada bangsa ketimbang ambisi pemilu. .