PENGURUS Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memutuskan 1 Syawal 1443 Hijriah jatuh pada Senin 2 Mei. Keputusan itu diambil usai hilal atau bulan baru terlihat di sejumlah wilayah Indonesia hari ini.
Sementara, pemerintah akan mengumumkan awal 1 Syawal 1443 H pada Minggu (1/5) sekitar pukul 19.05 WIB.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mengatakan berdasarkan pantauan di sejumlah daerah, beberapa daerah melaporkan melihat hilal atau bulan baru.
Baca Juga:Secara Hisab, Hilal 1 Syawal 1443 Hijriah di Indonesia Penuhi Syarat Tinggi MinimumMendagri Terbitkan Surat Edaran Aturan Halal Bihalal Lebaran 2022 di Tengah Pandemi
“Berarti bahwa hari ini akhir dari Ramadan tahun ini dan besok pagi kita bisa menikmati Idulfitri dan untuk itu akan saya bacakan surat ikhtar resmi atas nama PBNU,” kata Yahya dalam Rukyatul Hilal Awal 1 Syawal 1443 Hijriah, Minggu (1/5).
Keputusan itu juga dituangkan dalam surat resmi PBNU. Surat itu ditandatangani Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar, Katib Aam Ahmad Said Asrori, Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf, dan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf.
“Pada warga NU kami sampaikan selamat Idulfitri 1443 H dengan suka cita dan patuhi prokes serta mohon maaf lahir dan batin,” ujar Yahya.
Ketua Lembaga Falakiyah KH Sirril Wafa mengatakan pihaknya memantau hilal di 55 lokasi. Dari lokasi tersebut, tim di empat daerah, Gresik, Lamongan, Mojokerto, Jombang, melihat hilal.
Dengan keputusan ini, warga NU akan merayakan hari kemenangan bersamaan dengan warga Muhammadiyah. Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menyatakan 1 Syawal jatuh pada Senin 2 Mei.
DPP Front Persaudaraan Islam (FPI) juga telah memutuskan 1 Syawal 1443 H jatuh pada Senin 2 Mei. Mereka mengimbau masyarakat umum menunggu hasil sidang isbat Kemenag dalam menentukan 1 Syawal. (*)