PRESIDEN Soekarno pernah ditembak saat sedang melaksanakan shalat Ied, peristiwa terjadi pada 14 Mei 1962, peristiwa yang menenggangkan tersebut terjadi dengan sangat cepat, namun untungnya Presiden selamat meskipun beliau ditembak dari jarak yang cukup dekat, yaitu dari jarak kurang dari tujuh meter saja.
Peristiwa penembakan Presiden Soekarno ketika melaksanakan Shalat Ied, tepatnya pada Shalat Iedul Adha tersebut terjadi ketika negara sedang genting-gentingnya menghadapi pemberontakan NII pimpinan Kartosuwiryo. Pelaksanaan Shalat Iedul Adha dilakukan di halaman masjid Istana Negara.
Orang-orang NII menanggap NKRI sebagai negara Toghut, demikian juga pemimpinnya adalah pemimpin yang harus dibinasakan, oleh karena itu, NII merencanakan pembunuhan pada Presiden Soekarno.
Baca Juga:Lebih dari 50 Warga Sipil Dievakuasi dari Pabrik Baja Azovstal di MairupolKemenag Putuskan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1443 Hijriah, 2 Mei
Tidak tanggung-tanggung, rencana pembunuhan dilakukan ketika Presiden sedang melaksanakan Shalat Ied, hal ini bagi orang-orang sesat tentu suatu hal yang biasa, meskipun musuhnya beragama Islam, bagi mereka Islam yang musuhnya anut adalah Islam yang salah jalan karena menolak NII, oleh karena itu para grombolan NII dapat tega membunuh lawannya meskipun dalam keadaan shalat.
Usaha pembunuhan Soekarno dilakukan oleh tiga anggota TII (Tentara Islam Indonesia) yang bernama (1) Sanusi, (2) Kamil, dan (3) Jaya Permana. Ketiganya lolos pihak keamanan Istana karena menyembunyikan pistol dengan baik dan lagipula ketiganya dapat masuk ke lingkungan Istana untuk Shalat Idul Adha berbekal surat undangan resmi yang didapat dari ormas keagamaan.
Detik-detik penembakan terjadi ketika penghabisan rakaat Shalat Idul Adha, para penembak yang menembakan pistolnya terlihat oleh pihak keamanan, karena sebelum menembakan pistolnya mereka meneriakan takbir.
Pihak keamanan yang kebetulan juga berjaga dalam barisan Shalat dengan sigap membalikan badan dan meringkus penembak hingga si penembak dapat diringkus dan dipukuli oleh pihak keamanan. Dalam peristiwa itu penembak sempat meletuskan senjatanya sebanyak 3 kali.
Pada persitiwa itu, Peluru rupnya tidak mengenai Presiden, Peluru melukai beberapa orang disamping Presiden seperti Soesilo dan KH Zainur Arifin, keduanya kemudian dibawah kerumah sakit dengan cepat karena mendapatkan luka tembak yang cukup serius.
Seketika, penembahakan tersebut membuat berantakan barisan Shalat, jamaah sebagiannya ketakutan bahkan ada yang berteriak-teriak, namun selepas keadaan sudah dapat dikendalikan, dan para penembak sudah diringkus, Shalat Idul Adaha itupun akhirnya dilanjukan hingga selesai.