JAJANAN berbuka puasa ala Indonesia yang lezat tak hanya dinikmati masyarakat Indonesia, tapi juga Inggris. Hal itu terlihat saat makanan Indonesia menjadi menu favorit pada acara Buka Puasa Terbuka di Broadgate Exchange Square, Liverpool Street, London, Minggu (24/4).
Dengan mengusung tema “Everyone is a Friend”, ratusan warga Inggris dan Indonesia menikmati kelezatan kuliner Indonesia seperti ayam bumbu Bali, oseng-oseng, rendang sapi, pastel, siomay, hingga risoles. Gulungan). Makanan tersebut merupakan sumbangan masyarakat Indonesia di sana, antara lain dari PBML, Annisaa Rebana London, dan Muslimat al-Washliyah UK.
“Mereka (orang asing) sangat menikmati kelezatan Indonesia. Mereka menanyakan bagaimana cara membuat siomay dan apa saja bahannya,” kata Afrahul Fadhilah dari London Quran Study Group (PBML), seperti dilansir Antara, Jumat (29/4).
Baca Juga:Kodam III/Slw Fasilitasi Transportasi Kereta Api Dan Bus Gratis, Bagi Prajurit, PNS, Dan KeluargaJelang Hari Raya Idul Fitri 1443 H, Ini Pesan Danrem 063/SGJ kepada Anggotanya
Omar Salha, pendiri Open Iftar, mengatakan masakan Indonesia memang paling banyak dicari selama Ramadhan tahun ini. Dikatakannya, banyak permintaan dari masyarakat untuk menyajikan masakan Indonesia.
“Alhamdulillah, para tamu sangat antusias dan apresiatif terhadap makanan khas Indonesia. Kami mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Indonesia di London,” kata Omar.
Acara yang diselenggarakan oleh Komunitas Muslim London ini juga dihadiri oleh Desra Percaya, Duta Besar Indonesia untuk Inggris dan Irlandia, beserta jajarannya serta warga negara Indonesia dan asing lainnya yang berdomisili di London. Acara tersebut tidak hanya dihadiri oleh komunitas Muslim, tetapi juga non-Muslim yang menyampaikan apresiasi dan menjelaskan bahwa mereka ingin mengetahui lebih banyak tentang Islam.
Panitia Penyelenggara Buka Puasa Bersama yang terdiri dari Tim Proyek Tenda Ramadhan dan Human Aid Initiative, telah aktif menyelenggarakan acara tersebut dalam sembilan tahun terakhir. Awalnya diselenggarakan oleh mahasiswa internasional di London, berkembang dan menyebar ke berbagai kota. Jumlah warga yang ikut juga bertambah hingga puluhan ribu orang. (*)