PERNAH menjadi minuman penyejuk dan penambah energi bagi para pegulat tradisional, minuman herbal Thadal kini menjadi favorit Ramadhan untuk berbuka puasa dan mengalahkan panas terik provinsi Sindh di selatan Pakistan.
Resep modern pendingin, juga dikenal dalam bahasa Urdu sebagai Mashroob-e-Mehran (minuman Sindh), diformulasikan oleh ahli herbal Hakeem Muhammad Maaz di Nawabshah, sebuah kota di Sindh tengah, yang dikenal dengan iklim gurunnya yang panas.
Pada 1970-an, putra Maaz, Hakeem Muhammad Muneer, memulai produksi massalnya dengan nama Maaz Thadal.
Baca Juga:KPK: Belum Ada Bukti Keterlibatan Ganjar Pranowo dalam Korupsi e-KTPGerindra Pastikan Calonkan Riza Patria di Pilgub DKI 2024
Sirup putih kental dibuat dari herbal, almond, kapulaga, ketumbar, biji poppy, gula halus, dan pengawet alami. Ini tidak memiliki pewarna buatan.
“Thadal adalah produk peradaban Indus dan telah ada di sini selama berabad-abad,” cucu Maaz, Aziz Rehman, mengatakan kepada Arab News di tokonya, Maaz Dawakhana, di Nawabshah.
“Kakek saya biasa meresepkan resep ini kepada pasiennya, namun, ayah sayalah yang membawa formula Thadal ke tingkat berikutnya dan memperkenalkan Thadal botolan dalam kemasan formal dengan nama merek.”
Thadal pertama kali menjadi sukses di kampung halamannya, menjual di pasar lokal Nawabshah, tetapi tak lama kemudian rasanya menjadi terkenal di seluruh negeri.
“Hari ini menjadi salah satu oleh-oleh Sindh karena bahannya yang alami dan rasanya yang khas,” kata Rehman seraya menambahkan bahwa rahasia di balik kesuksesannya adalah resep yang sudah berusia lebih dari 50 tahun, yang tidak pernah berubah.
Shahzad Ahmed Khaskheli, seorang penduduk Nawabshah, mengirimkan botol-botol Thadal kepada keluarga dan teman-temannya di kota-kota lain di Pakistan dan luar negeri. “Ini lebih dari sekadar suvenir,” katanya. “Ini adalah minuman musim panas yang sempurna dengan manfaat kesehatan.”
Awalnya minuman pehlwan, pegulat tradisional Pakistan, yang membantu mengatur suhu tubuh mereka, Thadal adalah minuman pilihan untuk berbuka puasa selama bulan Ramadhan. Ini hadir di sebagian besar meja di Sindh untuk makan malam buka puasa yang dimulai setelah matahari terbenam.
“Kata Thadal berasal dari thandai, yang berarti pendingin,” kata Rehman.
Baca Juga:Status Gunung Anak Krakatau Level III, Rute Penerbangan Masih NormalAmerika Serikat Rilis Peringatan Perjalanan, Minta Warganya Hindari Sulawesi Tengah dan Papua
“Konsumsi meningkat di bulan Ramadhan, terutama jika tiba di musim panas.”