UNDANGAN Presiden Joko Widodo kepada Presiden Volodymyr Zelensky untuk menghadiri KTT G20 di Bali pada November ini dinilai sebagai langkah positif.
Pakar hukum internasional Universitas Indonesia Profesor Hikmahanto Juwana mengatakan Zelensky harus menghadiri forum G20 karena dapat berfungsi sebagai kompromi bagi Ukraina.
“Undangan ini patut diapresiasi sebagai bentuk kompromi antara AS dengan sekutunya dan Rusia, di mana kedua belah pihak menggunakan forum G20 sebagai medan perang,” kata Hikmahanto, Jumat (29/4).
Baca Juga:Airlangga: Idul Fitri 2022 Bisa Dorong Ekonomi Rp174 triliunGuterres: Dewan Keamanan PBB ‘Gagal Melakukan Segalanya untuk Mengakhiri Perang Ukraina’
“Undangan ini lebih baik daripada memenuhi permintaan keras dari AS untuk mengecualikan Rusia dari G20,” tambahnya.
Sebagai tuan rumah tahun ini, Indonesia juga dapat meminta jaminan dari AS dan Barat untuk tidak memboikot forum tersebut jika delegasi Rusia hadir.
“Harapannya adalah Rusia akan menerima undangan Ukraina karena yang terakhir bukan negara anggota,” katanya.
Profesor Hikmahanto menambahkan bahwa jika Ukraina diberi kesempatan untuk berbicara di KTT, delegasi Rusia dapat keluar, tetapi ini dapat dimengerti dan tidak boleh dihentikan.
“Intinya dengan undangan ke Ukraina, semua kepala pemerintahan dan kepala negara G20 akan hadir dan membahas isu-isu global yang kritis, yaitu pertumbuhan ekonomi global dan pelestarian lingkungan,” katanya. (*)