GELOMBANG serangan baru-baru ini di Transnistria, yang berbatasan dengan Ukraina, “mengkhawatirkan,” kata Kremlin pada hari Selasa. Sasarannya termasuk situs militer dan fasilitas penyiaran.
“Kami mengamati situasi dengan sangat cermat,” kata juru bicara Dmitry Peskov.
Transnistria, yang secara resmi dikenal sebagai Republik Moldavia Pridnestrovian (PMR), ditempatkan dalam siaga teror pada hari Selasa setelah beberapa serangan.
Baca Juga:Daniel Abe, Bos di Balik Kasus Robot Trading DNA ProPerjalanan Gratis Pemudik Motor, Hari Pertama KM Dobonsolo Berangkat dari Tanjung Priok
Pada hari Senin, sebuah gedung pemerintah di ibu kota wilayah itu, Tiraspol, ditembaki dengan granat berpeluncur roket, kata pejabat setempat. Serangan lain menghantam sebuah situs militer di Parkany. Tidak ada korban jiwa.
Pada Selasa pagi, dua ledakan terjadi di sebuah radio center di desa Mayak.
Transnistria yang sebagian besar berbahasa Rusia mendeklarasikan kemerdekaan dari Moldova selama pecahnya Uni Soviet tetapi sebagian besar tetap tidak diakui oleh komunitas internasional sejak saat itu.
Pasukan penjaga perdamaian Rusia telah ditempatkan di sana sejak konflik bersenjata di awal 1990-an.
Peskov mengatakan bahwa Presiden Vladimir Putin tidak berencana untuk bertemu dengan mitranya dari Moldova Maia Sandu saat ini. Moldova mengatakan akan mengadakan pertemuan mendesak pemerintah di Transnistria pada Selasa sore. (*)