Masalah terpenting bagi Rusia adalah mencegah Ukraina menjadi anggota NATO.
Karena veto Moskow di Dewan Keamanan PBB, satu-satunya resolusi yang akan disahkan mengenai invasi Rusia diajukan di Majelis Umum PBB, yang mengutuknya dengan 141 suara mendukung, lima menentang dan 35 abstain. Rusia memiliki kesulitan dalam mengambil langkah mundur, tetapi harus menarik kesimpulan dari pemungutan suara yang luar biasa ini.
Masalah terpenting bagi Rusia adalah mencegah Ukraina menjadi anggota NATO. Moskow selalu gelisah memikirkan berbatasan dengan negara yang memiliki tentara yang kuat yang dapat menyebabkan masalah dengan bantuan NATO. Sebaliknya, Ukraina tidak ingin menjadi negara yang bisa ditegur Rusia sesuka hati. Ini akan bertentangan dengan status negara berdaulat. Para negosiator berusaha menemukan formula ajaib yang akan memenuhi harapan kedua belah pihak.
Sebuah kesepakatan diam-diam tampaknya telah dicapai bahwa keanggotaan NATO di Ukraina tidak berlaku untuk masa mendatang. Status yang lebih realistis yang kini sedang dipertimbangkan adalah menjadikannya negara dengan status netral yang dijamin secara internasional.
Baca Juga:Mengapa Provokasi Israel di Masjid Al-Aqsa Bisa Menjadi BumerangPengaruh Krisis Rusia-Ukraina pada Situasi Semenanjung Korea
Ukraina telah mengusulkan agar negara-negara penjamin menjadi lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB ditambah Turki dan Jerman. Belarusia juga telah disebutkan. Ukraina juga telah mengusulkan konsekuensi wajar dari prosedur yang terkandung dalam Pasal 5 Piagam NATO. Menurut prosedur ini, jika negara NATO diserang, semua negara anggota akan menganggapnya sebagai serangan yang ditujukan terhadap negara mereka sendiri. Usulan seperti itu tidak rasional karena kehadiran Rusia di antara para penjamin dapat menimbulkan masalah.
Ankara kini sedang melakukan konsultasi mengenai kerangka alternatif untuk tim negara penjamin, yang mungkin terdiri dari P5 (minus Rusia), bersama dengan Turki dan Jerman. Kerangka kerja ini mengusulkan bahwa negara-negara penjamin akan bertindak dengan suara bulat untuk menangkal setiap pelanggaran netralitas Ukraina.
Banyak negara ingin berkontribusi pada solusi krisis ini, tetapi tanpa membakar jari mereka. Mereka ragu menjadi penjamin karena tidak ingin menghadapi permusuhan Rusia jika kedua negara kembali bentrok. (*)