KHUSUSNYA bagi warga Ngawi dan sekitarnya nama benteng pendem Van den Bosch tentu tidak asing lagi. Namun, bagi khalayak umum kata Van den Bosch menjadi terkesan angker. Nama itu sangat lekat dengan perjalanan sejarah sistem tanam paksa di era kolonial Hindia Belanda. Tidak ada yang pernah menyangka nama itu dijadikan nama sebuah benteng di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi.
Ia memiliki luas tanah sekitar 15 hektar dengan ukuran bangunan 165 m X 8 m. Ia dijuluki benteng pendem, karena dibangun lebih rendah dari tanah sekitarnya yang dikelilingi tanah yang tinggi.
Di zaman kolonial Hindia Belanda, Ngawi adalah kota perdagangan dan pelayaran karena letaknya yang sangat strategis, pertemuan Bengawan Solo dan Bengawan Madiun. Dalam Perang Jawa yang dipimpin Pangeran Diponegoro, benteng pendem menjadi pusat pertahanan Belanda di wilayah Madiun dan sekitarnya.
https://youtu.be/g-IXu0Czt4Q
Baca Juga:Mulai 28 April, Pemerintah Resmi Larang Ekspor Minyak Sawit MentahPolisi Inggris Periksa Sekitar 50 Tuduhan Kejahatan Perang Ukraina
Rakyat Madiun, Ngawi dan pengikut Pangeran Diponegoro yang gencar melakukan perlawanan, hingga akhirnya pemerintah kolonial Hindia Belanda membangun benteng Van den Bosch yang selesai dibangun di tahun 1845, dan dihuni 250 tentara Belanda,i 250 senjata bedil, 6 meriam api serta 60 pasukan berkuda.
Saat ini, benteng itu memiliki daya magis dengan struktur bangunan yang kokoh, megah dan aura karismatik. Bentuk pintu dan jendela yang melengkung-lengkung mirip Colosseum yang ada di Roma, Italia. Tak mengherankan benteng pendem ini menjadi tempat yang instagramable untuk wisatawan domestik maupun luar negeri.
Halaman tengah yang luas dengan rerumputan dan halaman depan seperti labirin pepohonan. Terdapat sumur yang dikabarkan untuk membuang para tahanan atau pekerja rodi di zaman sistem tanam paksa.
Lalu sudut-sudut bangunan yang dilihat saja sudah menyeramkan, beberapa bangunan rusak karena bekas pengeboman Jepang dibiarkan dilumuti semak semak. Di benteng pendem terdapat makam KH. Muhammad Nursalim, utusan Pangeran Diponegoro. Ia juga diyakini sebagai pendakwah Islam di Ngawi.
Bagi Sara Wijayanto yang dikenal sebagai artis, penyanyi, YouTuber, dan memiliki kemampuan paranormal. Lokasi benteng pendem diakuinya sudah terlihat angker meski hanya dengan melihat fotonya saja. Demikian pengalamannya saat syuting film Kuntilanak 3 di Benteng Van den Bosch.