STAF Ahli Staf Kepresidenan (KSP) Ade Irfan Pulungan mengatakan penangkapan tersangka kartel minyak goreng oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) bukanlah gimmick politik pemerintah untuk meredam kemarahan publik, menanggapi komentar Partai Gelora. Ketua Anis Matta.
“Saat ini pemerintah sedang melakukan investigasi dan kajian serius terhadap kelangkaan pasokan minyak goreng yang parah,” kata Ade, Jumat (22/4).
Ade mengatakan mafia minyak goreng layak diadili karena kelangkaan minyak goreng telah merugikan banyak orang.
Baca Juga:Amankan Idul Fitri 1443 Hijriyah, Danrem 063/SGJ Siapkan 3.500 Personel Bantu PolriBrutal di Kompleks Al Aqsa, Jurnalis Israel Kecam Tel Aviv
“Ada indikasi situasi tersebut dimanfaatkan sejumlah oknum pemain untuk kepentingan pribadi. Orang tidak boleh dibiarkan mendapatkan keuntungan dengan mengorbankan orang lain, ”katanya.
Pada Kamis (21/4), Anis Matta mengatakan: “Pemerintah saat ini bingung; itu tidak memiliki solusi mendasar untuk masalah yang dihadapi orang. Itu hanya kebijakan tambal sulam.”
“Tidak ada ruang untuk gimmick, misalnya dengan menangkap orang dalam kasus minyak goreng, hanya untuk meredakan kemarahan dan kelaparan masyarakat karena tidak mampu membeli kebutuhan pokok,” tambahnya.
Senada dengan itu, peneliti Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D) Rocky Gerung juga menduga penangkapan itu sebagai bagian dari strategi pemerintah “kucing mati” untuk menjawab tuntutan masyarakat dan mahasiswa.
“Di tengah maraknya unjuk rasa mahasiswa, saya menduga penangkapan Dirjen Perdagangan Internasional, Komisaris Wilmar dan lainnya adalah taktik pengalihan dari pemerintah, semacam suap kalau mau,” kata Rocky. (*)