LEBIH dari 99 persen penduduk Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, dari vaksinasi dan infeksi alami, menurut survei serologi pemerintah pada bulan Maret.
Hasil survei mencerminkan perlindungan kekebalan yang signifikan yang dimiliki penduduk negara itu terhadap varian virus yang ada. Ini juga mendukung kebijakan pemerintah untuk melonggarkan pembatasan pandemi menjelang liburan Idul Fitri selama seminggu.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan survei serologi yang dilakukan pada Maret lalu menemukan bahwa hampir seluruh 273 juta penduduk negara itu telah memiliki antibodi yang dapat melindungi mereka dari Covid-19.
Baca Juga:Imam Masjid di Turki Ajak Anak-Anak Main Usai Salat Tarawih Ikuti Wasiat Sultan AlfarihBarat Peringatkan Serangan Siber Rusia Saat Kekhawatiran Meningkat atas Retorika Nuklir Putin
“Artinya 99,2 persen penduduk Indonesia sudah memiliki antibodi. Bisa dari vaksinasi atau infeksi,” kata Budi dalam konferensi pers.
Itu meningkat dari 88,6 persen pada Desember, ketika pemerintah pertama kali melakukan survei nasional.
Lebih lanjut Budi mengatakan, kadar antibodi juga meningkat menjadi titer antara 7.000 hingga 8.000—artinya antibodi masih bisa terdeteksi meski darah diencerkan 7000-8000 kali lipat—dari 500 dan 600 sebelumnya.
Budi mengatakan survei tersebut memberikan landasan ilmiah bagi kebijakan yang akan diambil pemerintah untuk menghadapi libur Idul Fitri tahun ini. Pemerintah telah memutuskan liburan tahun ini akan jatuh antara 29 April hingga 5 Mei dan mengizinkan orang bepergian selama liburan untuk pertama kalinya dalam dua tahun.
Meski begitu, Budi mengatakan Indonesia tidak perlu terburu-buru mengikuti negara lain yang terlalu agresif melonggarkan penerapan protokol kesehatan.
Hingga saat ini, pemerintah masih mewajibkan masyarakat untuk memakai masker di tempat-tempat umum dan memberlakukan pembatasan kapasitas kantor, rumah ibadah, atau pusat perbelanjaan di beberapa daerah.
“Momentum perbaikan kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia telah tercapai dan perlu dipertahankan,” ujarnya.
Baca Juga:Israel: Tidak Ada Perubahan Status Quo di Kompleks Yerusalem Al-AqsaRusia Tutup Konsulat Tiga Negara NATO
Bahkan dengan tingginya proporsi penduduk yang memiliki antibodi di awal tahun ini, Indonesia masih harus menghadapi gelombang Covid-19 lagi yang didorong oleh varian Omicron.
Pada puncak Omicron pada bulan Februari, negara itu melihat sekitar 64.000 kasus baru sehari, melebihi puncak Delta sebelumnya. Untungnya, jumlah kematian tetap di bawah 400 sehari, hanya seperlima dari gelombang terakhir. (*)