RAMADHAN ke-16 penulis ini menyoroti pemandangan yang menarik yang sudah lumrah di tengah-tengah masyarakat yaitu banyaknya para peminta-minta di tempat umum, tempat-tempat ibadah atau datang menghampiri rumah kita. Nama lain dari peminta-minta adalah Pengemis apalagi dengan datangnya bulan suci Ramadlan banyak terlihat para pengemis di mana-mana, hal ini wajar karena banyak orang yang cenderung bersedekah dan berzakat apalagi menjelang hari raya Idul Fitri.
Pemandangan ini bisa membuat kita menjadi iba dan simpatik, tidak jarang juga ada yang merasa risih atas kehadiran mereka. Bentuk dan gaya mereka pun bermacam-macam, ada yang terlihat seperti mengalami cedera, ada yang memakai pakaian kumuh, ada yang membawa anak-anak, dll.
Yang menarik lagi ada orang kaya dari kalangan bohir tajir melintir pura-pura gembel membuat konten youtube seolah-olah dia memerlukan belas kasihan sambil melantunkan sholawat dengan suara fals tidak enak di telinga menghampiri sekelompok cewek cantik milenial berhijab sampai diusir-usir. Lama kelamaan si pengemis gembel peminta-minta tiba-tiba suaranya merdu membuat para cewek cantik berhijab terkesima, ujung-ujungnya minta like, suscribe dan pencet tombol loncengnya.
Menelusuri Awal Mula Kata Pengemis
Baca Juga:Kadyrov: Rusia Pegang kendali Pabrik Azovstal di MariupolRidwan Kamil Puncaki Klasemen Survei Pilpres Tahun 2024
Hasil penelusuran penulis, ternyata kata “Pengemis” ada sejak jaman Raja Pakubuono X Tahun 1893 – 1939. Pada suatu hari Raja Pakubuono X Raja Mataram Yogyakarta sedang melihat kondisi rakyatnya saat keluat dari Mesjid Agung pada hari Kamis. Sembari di dampingi para pengawal dan para ajudan sang raja melihat banyak masyarakat menengadahkan tangan ingin mendapatkan sedekah dari “Sang Raja”.
Raja Pakubuono tidak membiarkan pemandangan rakyatnya yang menengadahkan tangan. Dia memberikan banyak sedekah setiap hari Kamis dan terus mengulanginya di hari yang lain juga. Karena berlangsungnya pada hari Kamis muncullah istilah baru “Ngemis” yang artinyaadalah meminta rezeki pada hari Kamis. Kemudian, orang-orang yang melakukan ngemis dikenal dengan sebutan “Pengemis”.
Terlepas dari itu semua, meminta-minta atau mengemis merupakan bagian dari sejarah budaya dan ekonomi umat manusia, dan kegiatannya pun ada yang terorganisir dengan baik ada juga yang mandiri.