Rekrutmen terhadap anak di bawah umur dan remaja sempat terungkap di Kabupaten Garut di Jawa Barat pada Oktober 2021, sebanyak 59 orang.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memiliki program untuk menggandeng 48 kementerian dan lembaga yang bergerak dalam pembinaan, pendampingan, dan pemberdayaan masyarakat.
“Kita menghadirkan negara. Kalau tidak, masyarakat akan kecewa, dan itu bisa menyelamatkan, aksi bunuh diri, perlawanan, kejahatan yang mengatasnamakan agama,” kata Direktur Deradikalisasi BNPT Irfan Idris.
Baca Juga:Tanpa izin, Bappebti Blokir 218 Situs Perdagangan BerjangkaIran Tangkap Tiga Mata-mata Mossad
Berkebalikan dengan beragam analisa, pengamat pengamat yang juga mantan anggota NII Al Chaidar mengklaim kepolisian bahwa NII bakal memicu berlebihan sebagai berlebihan.
“NII tidak punya kemampuan seperti itu. Mereka belum. Tidak seperti JI atau JAD,” ujar Chaidar kepada BenarNews.
Ia pun ragu dengan anggapan yang mengatakan bahwa NII merekrut anak di bawah umur serta hendak memanfaatkan momentum kemenangan Taliban di Afghanistan dan mereplikasinya di Indonesia.
“Itu (rekrut anak di bawah umur) juga bukan kebiasaan NII. Itu kebiasaan JAD.”
Sementara, berdasarkan hasil pemeriksaan intensif, Densus 88 Antiteror mengungkap tujuh tersangka teroris ditangkap di wilayah Jawa Barat adalah jaringan Jamaah Islamiyah (JI).
“Tujuh yang ditangkap, dari kelompok JI,” ujar Kabag Operasi Densus 88 Antiteror, Kombes Aswin Siregar saat dikonfirmasi, Rabu, 20 April.
Meski jaringan telah terungkap, untuk peran masing-masing tersangka teroris itu belum bisa disampaikan.
“Nanti ya. Sedang dipersiapkan,” kata Aswin.
Baca Juga:Hindari Kekerasan Selama Ramadhan, Masjid Al Aqsa Ditutup Bagi Kelompok Yahudi RadikalLatihan Pratugas Sesuai Dengan Kondisi Terkini Di Medan Operasi
Densus 88 Antiteror meringkus 7 tersangka teroris di Cirebon, Bogor, Bandung, dan Garut. Penangkapan berlangsung pada Minggu, 17 April.
Terduga teroris yang ditangkap di Kota Bandung adalah warga yang berdomisili di kawasan Cisaranten Kulon, Kecamatan Arcamanik. Ketua RW setempat, Sodikin, mengakui turut menjadi saksi dalam proses penggeledahan rumah terduga teroris berinisial A di kawasan Arcamanik itu.
“Katanya, ini teroris sudah dicari dua tahun yang lalu, baru ditangkap sekarang,” ujar Sodikin. (*)