PEREKONOMIAN Jerman akan terpengaruh jika Rusia menghentikan pengiriman gasnya di tengah ofensifnya terhadap Ukraina, yang telah menjadi titik nyala dalam hubungannya dengan barat.
Laporan bersama sejumlah think-tank Jerman pada Rabu (13/4), menunjukkan bahwa Jerman berisiko merugi hingga 220 miliar euro atau mengejutkan Rp3,442 triliun antara 2022 dan 2023, jika pasokan gas Rusia terganggu.
Laporan tersebut diterbitkan oleh German Institute for Economic Research (DIW Berlin), ifo Institute (Munich), the Kiel Institute for the World Economy (IfW Kiel), Halle Institute for Economic Research (IWH), dan RWI (Esen) .
Baca Juga:Ekonom: Utang Indonesia Membengkak karena Salah Urus Keuangan Negara, DisorientasiPresiden Pemuda Mesir: Indonesia Memiliki Hubungan yang Kuat dengan Mesir
Diproyeksikan bahwa gangguan pasokan gas alam Rusia dapat mempengaruhi lebih dari 6,5% dari output ekonomi tahunan Jerman. Ekonomi Jerman sedang melalui masa sulit dan menghadapi tingkat inflasi tertinggi dalam beberapa dekade.
Perang Ukraina juga telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Jerman dari 4,8% menjadi hanya 2,7% untuk 2022, dan 3,1% untuk 2023.
“Gelombang kejutan dari perang di Ukraina membebani aktivitas ekonomi di sisi penawaran dan sisi permintaan,” kata Stefan Kooths, wakil presiden Institut Kiel untuk Ekonomi Dunia.
“Kenaikan harga komoditas energi penting setelah invasi Rusia semakin memicu tekanan kenaikan harga.”
Lebih lanjut dia mengatakan, jika pasokan energi berhenti, ekonomi Jerman bisa terjun ke 1,9% tahun ini. (*)