CHINA berupaya keras mencari planet dengan kondisi mirip Bumi, untuk menemukan planet alternatif bagi kehidupan manusia dengan kondisi yang kondusif bagi alam semesta, misi ini dijuluki Earth 2.0.
Tujuan China kali ini mencari exoplanet yang terletak di luar Tata Surya. China meyakini akan ada sebuah planet yang berada di zona layak huni bintangnya di galaksi Bima Sakti yang bisa cocok untuk tujuan ini
Misi tersebut, yang diberi nama ‘Earth 2.0’, akan didanai oleh Chinese Academy of Science untuk mencari planet yang bisa dihuni umat manusia dengan menggunakan satelit.
Baca Juga:Diinterogasi BEM UI, Rocky Gerung: Pak Luhut Anggap itu Bukan Hoaks Terangkan bahwa itu Real DataOperasi Miiter Khusus Rusia Meningkat di Selatan dan Timur: Biden Kirim Bantuan Militer Senilai Rp11.4 Triliun
Ilmuwan yang didukung pemerintah China akan menjelajahi luar angkasa untuk mencari exoplanet yang mengorbit bintang seperti Matahari di “zona layak huni”.
Saat ini, satelit tersebut berada pada tahap akhir dari fase desain awal dan, jika berhasil ditinjau pada Juni nanti, maka ia dapat dibangun dan diluncurkan dengan roket Long March pada akhir 2026.
Berbekal tujuh teleskop dalam satelit Earth 2.0, alat ini akan melihat ke kedalaman ruang angkasa selama empat tahun. Enam dari teleskop nantinya bakal melihat konstelasi Cygnus-Lyra, yang telah diperiksa oleh teleskop Kepler milik NASA.
“Lapangan Kepler adalah buah yang menggantung rendah, karena kami memiliki data yang sangat bagus dari sana. Satelit kami bisa 10-15 kali lebih kuat daripada teleskop Kepler NASA dalam kapasitas survei langitnya,” ungkap astronom yang memimpin misi Earth 2.0, Jian Ge kepada Nature yang dikutip dari The Independent, Kamis, 14 April.
Teleskop yang disematkan, akan mencari dunia yang jauh dengan mendeteksi perubahan kecerahan bintang yang akan menunjukkan sebuah planet telah melakukan perjalanan di depannya.
Beberapa teleskop memberi misi ini bidang pandang yang jauh lebih luas daripada teleskop tunggal di Kepler, di mana Earth 2.0 mampu melihat 1,2 juta bintang di sepetak langit seluas 500 derajat persegi pada satu waktu, pemandangan lima kali lebih lebar dari Kepler dan juga dapat melihat bintang yang redup.
Introment ketujuh adalah teleskop lensa mikro gravitasi, berfungsi untuk melihat planet-planet yang tidak mengorbit bintang mana pun, dan benda-benda mirip Neptunus yang sangat jauh dari matahari induknya. Jika berhasil, itu akan menjadi teleskop pertama dari jenisnya yang beroperasi dari luar angkasa.