UKRAINA yang didukung negara-negara Barat masih terus melancarkan gelombang tuduhan terhadap Rusia, yang dianggap telah melakukan kejahatan perang. Tak tinggal diam, Presiden Vladimir Putin memberikan respons keras.
Penemuan ratusan mayat warga sipil Ukraina di wilayah Bucha, jadi alasan utama bagi Ukraina dan sejumlah negara Barat menuduh Rusia. Tak hanya di Bucha, mayat warga sipil dalam jumlah masif ditemukan di sejumlah wilayah semisal Mariupol dan Kharkiv. Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu negara yang mendukung Ukraina, dianggap Putin seakan lupa dengan masa lalunya.
Dikutip dari Russia Today, orang nomor satu Negeri Beruang Merah itu membongkar fakta bahwa, Amerika lah negara yang menjadi biang kejahatan perang sebenarnya.
Baca Juga:Apa Sebabnya Seseorang Bisa Kehilangan Kewarganegaraannya? Ini Penjelasan Gamblang Kemenkum HAMDPR Sahkan UU TPKS, Korban Kekerasan Seksual Dapat Hak Perlindungan Hingga Dana Pemulihan
Putin mengungkap perbuatan kejam yang dilakukan pasukan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces), saat membantai warga sipil di kota Raqqa, Suriah. Sejumlah mayat warga sipil Suriah jadi korban serangan udara militer Amerika. Bangunan-bangunan juga ikut hancur akibat agresi paasukan Negeri Paman Sam.
“Saat mereka berbicara tentang ‘Bucha’ kepada saya, saya bertanya kepada mereka. ‘Apakah Anda pernah ke Raqqa? Pernahkah Anda melihat bagaimana kota di Suriah ini benar-benar diratakan oleh pesawat-pesawat tempur Amerika?” ujar Putin.
“Pembunuhan massal warga sipil oleh Barat di Afghanistan, disambut dengan keheningan yang sama,” katanya, Dengan fakta tersebut, negara-negara Barat seakan menutup matanya. Putin melihat semua sekutu Amerika tak peduli dengan tindakan kejahatan perang yang terjadi di Suriah.
“Mayat-mayat tergeletak di sana dan menjadi puing-puing selama berbulan-bulan. Tidak ada yang peduli tentang itu,” ucap Putin melanjutkan.
“Tidak ada keheningan seperti itu saat mereka melakukan provokasi di Suriah. Saat mereka membayangkan penggunaan senjata kimia oleh pemerintah (Bashar) Assad. Kemudian ternyata itu palsu, seperti yang sama dengan di Bucha,” katanya. (*)