KECAMAN keras turut disampaikan cendekiawan muda Nahdlatul Ulama (NU) Ulil Abshar Abdalla atas pengeroyokan yang menimpa aktivis media sosial, Ade Armando saat menghadiri aksi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.
Lewat akun media sosialnya, Ulil Abshar mengakui bahwa dirinya banyak berbeda pendapat dengan Ade Armando. Tetapi itu tidak lantas membuatnya mempersilakan kekerasan terjadi.
https://twitter.com/ulil/status/1513460453208649731?s=20&t=fRNjVMTkjrpqUZuHBKuZaw
“Saya mengutuk kekerasan terhadap dia dalam demo hari ini. Kekerasan atas nama apapun tidak bisa ditolerir,” tegasnya lewat akun Twitter pribadi, Senin (11/4).
Baca Juga:Marc Marquez Tampil Luar Biasa di Sirkuit Austin: Dari Belakang yang Mematikan Hingga Ke-6!Pria Ini Lompat ke Air Mancur di Dekat Patung Kuda Sambil Teriak ‘Merdeka’, Diamankan Polisi
Namun demikian, Ulil Abshar tidak sebatas mengutuk kekerasan terhadap Ade Armando. Dia juga mengkritik pihak-pihak yang langsung menyebut istilah “kadrun” untuk mereka yang diduga menjadi pelaku pengeroyokan.
Sebagaimana istilah “cebong” dan “kampret”, Ulil Abshar ingin agar sebutan-sebutan semacam itu dibuang jauh karena bisa menimbulkan hubungan antarmasyarakat.
https://twitter.com/ulil/status/1513461048942424065?s=20&t=fRNjVMTkjrpqUZuHBKuZaw
“Selain saya mengutuk kekerasan atas Ade Armando, saya juga mengkritik mereka yg langsung menyebut “kadrun” sebagai pelakunya. Istilah “kadrun” dan “cebong” sudah sebaiknya dibuang jauh2. Hanya mengotori atmosfir sosial kita,” tutupnya. (*)