Dua roket pertamanya adalah Falcon 1, yang pertama kali diluncurkan pada 2006 dan Falcon 9 yang lebih besar diluncurkan tahun 2010 yang ertama kali diluncurkan pada 2010. Keduanya dirancang dengan biaya jauh lebih murah daripada roket pesaing.
Setelah peluncuran kedua roket tersebut, SpaceX terus melebarkan sayapnya dengan membangun roket-roket yang lebih canggih dan besar lagi, serta misi antariksa lainnya.
Musk berusaha mengurangi biaya penerbangan luar angkasa dengan mengembangkan roket yang sepenuhnya dapat digunakan kembali yang dapat lepas landas dan kembali ke ISS.
Baca Juga:Diam-Diam Intel Kembali Menyambangi Taiwan Semiconductor Manufacturing Company, Ada Apa?Sinopsis Wedding Agreement The Series: Kisah Bian dan Tari Bangun Rumah Tangga karena Perjodohan
Selain menjadi CEO SpaceX, Musk juga menjadi kepala desainer dalam pembuatan roket Falcon, Dragon, dan Grasshopper.
Elon Musk memang dikenal sebagai tokoh sukses di dunia dengan memiliki perusahaan besar SpaceX dan Tesla. Namun, bukan Elon Musk namanya jika tak membuat kontroversi.
Hal paling kontroversial yang pernah terjadi dalam kehidupan Musk adalah saat ia harus meninggalkan jabatan sebagai CEO Tesla akibat postingan Twitternya.
Pada bulan Agustus, dia mengejutkan para investor pasar modal AS dengan tweet yang mengatakan dia mempertimbangkan untuk membuat Tesla menjadi perusahaan tertutup (delisting) setelah mendapatkan pendanaan.
Bulan berikutnya, Komisi Sekuritas dan Pertukaran AS (SEC) menggugat Musk atas penipuan sekuritas, menuduh bahwa tweet itu salah dan menyesatkan.
Tak lama kemudian dewan Tesla menolak penyelesaian yang diusulkan SEC, dilaporkan karena Musk telah mengancam akan mengundurkan diri.
Namun, berita tersebut membuat saham Tesla anjlok dan kesepakatan lain akhirnya harus diterima Musk.
Baca Juga:4 Bangunan Cagar Budaya, dari Bekas Vihara Sin Tek Bio, Toko Tio Tek Hong Hingga Toko KompakTips Berolahraga Selama Puasa ala Pakar Gizi, Kapan Waktu Terbaik?
Dua minggu kemudian, dia mengatakan telah membatalkan rencana itu, membuat investor yang geram mengajukan gugatan terhadapnya.
Kemudian, pada bulan September, Musk dipaksa untuk mengundurkan diri sebagai CEO Tesla dan membayar denda US$ 20 juta, dalam sebuah kesepakatan dengan regulator AS terkait postingan twitternya.
Tesla menunjuk anggota dewan dan eksekutif telekomunikasi Robyn Denholm sebagai CEO perusahaan.
Selain postingan Twitter, perilaku arogan Musk juga tergambar saat ia kedapatan mengisap ganja di webcast, minum wiski di depan publik.
Ia bahkan menuduh salah satu penyelam yang menyelamatkan tim sepak bola Thailand yang terdampar di sebuah gua di Thailand sebagai seorang pedofil. Tuduhannya ini telah menyeretnya ke dalam tuntutan hukum dan telah menarik perhatian dunia. (*)