Menjadi Brandal dan Bertemu Sunan Bonang
Ketika diusir, Raden Said pun pergi mengembara tanpa arah, namun ia tetap melakukan aksi bak Robin Hood di cerita rakyat Negara Barat. Ia meningkatkan kemampuannya dan mengubah identitasnya hingga akhirnya terkenal dengan sebutan Brandal Lokajaya.
Suatu hari Brandal Lokajaya coba mencuri sebuah tongkat yang dikira terbuat dari emas milik seorang pria tua yang melintasi hutan tempatnya bernaung.
Namun ternyata tongkat itu bukan terbuat dari emas. Raden Said yang merasa kasihan lantas memberikannya lagi kepada si pria tua itu. Akhirnya si pria tua bertanya kepada Brandal Lokajaya mengapa melakukan hal itu. Brandal Lokajaya pun menjawab untuk diberikan pada rakyat fakir miskin yang menderita.
Baca Juga:Inilah Negara yang Paling Banyak Dihuni Keturunan Nabi MuhammadJokowi Acungkan Tiga Jari Saat Bagi BLT Migor Rp300 Ribu ke Pedagang, Roy Suryo: Semoga Artinya Bukan Bukan Soal Periode Ya
Sang orang tua lantas menimpali dengan menyebut, “Sungguh mulia hatimu, namun cara yang kau lakukan keliru.” Pria tua itu pun melanjutkan dengan bertanya, “Jika kau mencuci pakaianmu yang kotor dengan air kencing, apakah tindakanmu itu benar?”
“Tentu sebuah perbuatan bodoh. Hanya menambah kotor dan bau pakaian saja,” jawab Brandal Lokajaya, seperti dikutip dari kanal YouTube Riyo Fulana, Kamis (13/1/2022).
Sang orang tua tersenyum kemudian berkata, “Begitupun dengan apa yang kau lakukan. Kamu berbagi dengan cara mencuri. Allah Subhanahu wa ta’ala itu adalah zat yang baik, hanya menerima amal dari barang yang baik atau halal.”
Raden Said yang mendengar hal itu lantas termenung. Ia merasa bahwa pria tua tersebut bukan sosok manusia sembarangan. Benar saja, lelaki paruh baya itu merupakan sosok Sunan Bonang. Ia yang kagum lantas mengejar Sunan Bonang sampai tepian kali.
Menjaga Tongkat Selama 3 Tahun hingga Akhirnya Menjadi Wali.
Raden Said memohon kepada sang pria tua untuk menjadikannya sebagai seorang murid. Mendengar hal itu, Sunan Bonang lantas memberikan Raden Said sebuah “ujian” apabila benar-benar ingin menjadi muridnya.
Beliau mengeluarkan dan menancapkan tongkat yang menjadi salah satu karomahnya itu di pinggir kali. Lantas memerintahkan Raden Said menjaga benda tersebut tetap tertancap sampai ia kembali.