POLISI Israel tewaskan pemuda Palestina yang membunuh dua orang dan melukai belasan lain dalam sebuah aksi penembakan di Tel Aviv, Jumat (8/4) dini hari. Insiden ini adalah yang keempat sejak tiga pekan terakhir.
Selama sembilan jam ratusan aparat keamanan Israel menyisir kota Tel Aviv di darat dan dari udara untuk memburu pemuda Palestina yang pada Kamis (7/4) malam melepas tembakan membabi buta di sebuah bar.
Sebanyak dua orang dikabarkan tewas, sementara lebih dari 10 lainnya mengalami luka tembakan.
Baca Juga:Amerika Serikat Ancam Boikot Pertemuan G20 di Bali, Kemenlu: Tidak Semua Semua Pernyataan Perlu DiresponsTingkatkan Akurasi Satelit, NASA Luncurkan Teleskop untuk Ukur Jumlah Cahaya yang Dipantulkan dari Bulan
“Tersangka pelaku akhirnya dipergoki tim dinas rahasia Shin Bet saat bersembunyi di sebuah masjid di kawasan Jaffa, dan dieliminasi menyusul pertukaran tembakan,” ujar Komisioner Kepolisian Tel Aviv, Yaakov Shabtai, dalam keterangan persnya.
Pelaku bernama Raad Azem, warga asal Jenin di tepi barat Yordan berusia 28 tahun. Pelaku diduga bertindak seorang diri.
Namun demikian, aksi terornya di Tel Aviv mendapat pujian dari Hamas dan Islamic Jihad di Jalur Gaza.
Sebagai reaksi, Perdana Menteri Naftali Bennett memerintahkan “kewaspadaan maksimal di Tel Aviv dan di seluruh negeri, terhadap potensi munculnya insiden lanjutan atau serangan tiruan,” kata dia. “Perang melawan terorisme panjang dan sulit.
Tapi kita akan menang.” Bennett, yang sebelumnya bertemu komunitas intelijen dan keamanan, mengumumkan penutupan pintu perlintasan di dekat kediaman pelaku di kamp pengungsi Jenin.
Blokade berlaku untuk semua warga, kecuali perempuan, anak-anak atau lansia yang ingin beribadah di Yerusalem.
Eskalasi di hari Jumat Dalam dua pekan terakhir, setidaknya 13 warga sipil tewas dalam empat serangan teror.
Baca Juga:Google Bergabung dengan Apple dan Samsung, Izinkan Pengguna Perbaiki Ponsel SendiriBisnis PayTren yang Viral, Yusuf Mansur: Saya Butuh Duit Rp 1 triliun
Dua insiden pertama dilakukan warga Arab-Israel yang berbaiat kepada Islamic State. Sementara dua serangan terakhir dilancarkan warga Palestina.
Gelombang serangan teranyar merepotkan dinas rahasia karena para pelaku diyakini tidak mendapat pelatihan atau pasokan senjata dari organisasi manapun.
Perkembangan ini memicu kekhawatiran terulangnya bentrokan berdarah di Yerusalem pada tahun lalu yang memicu perang di Gaza.
Untuk mencegahnya, pemerintah Israel, Yordania dan Otoritas Palestina mengaku sudah berkonsultasi erat sejak beberapa pekan terakhir.
Hari Jumat (8/4) ini, aparat keamanan disiagakan untuk menyambut ribuan warga Palestina yang memenuhi Gerbang Damaskus di Yerusalem untuk menunaikan ibadah sholat Jumat pertama di Bulan Ramadan.