RUSIA untuk pertama kalinya mengakui banyak kehilangan pasukan dalam invasinya ke Ukraina. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyesalkan meningkatnya jumlah korban tewas.
“Kami mengalami kerugian pasukan yang signifikan,” katanya kepada Sky News, Kamis, 7 April 2022. “Ini adalah tragedi besar bagi kami.”
Moskow sebelumnya mengakui serangannya tidak berkembang secepat yang diinginkan. Serangan enam minggu Moskow telah menyebabkan lebih dari 4 juta orang mengungsi ke luar negeri, membunuh atau melukai ribuan penduduk sipil, mengubah kota menjadi puing-puing dan menyebabkan sanksi besar-besaran terhadap para pemimpin dan perusahaan Rusia.
Baca Juga:Gaduh Jokowi 3 Periode, Rocky Gerung: Tokoh Intelektual dan Pakar Hukum Tata Negara Sudah Disewa Bikin Opini Masuk Akalnya Tiga PeriodePolitikus PDI Perjuangan ‘Sentil’ Luhut yang Ikut Bicara Politik: Sadar Nggak Sih Posisimu Sudah Terlalu Bias
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa bahkan menangguhkan keanggotaan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB, menyatakan “keprihatinan besar atas krisis hak asasi manusia dan kemanusiaan yang sedang berlangsung.” Rusia kemudian keluar dari Dewan.
Rusia menghadapi situasi ekonomi yang paling sulit dalam tiga dekade terakhir karena sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya, kata Perdana Menteri Mikhail Mishustin.
Kongres AS menghapus status perdagangan “negara yang paling disukai” dan Washington memasukkan daftar hitam dua perusahaan BUMN Rusia, sebuah perusahaan pembuat kapal dan penambang berlian untuk membuat “mesin perang” Rusia kelaparan.
Rusia mengatakan pihaknya meluncurkan apa yang disebutnya “operasi militer khusus” pada 24 Februari untuk demiliterisasi dan “denazifikasi” Ukraina. Kyiv dan sekutu Baratnya menilainya sebagai dalih palsu.
Menyusul pembunuhan warga sipil di kota Bucha yang secara luas dikutuk oleh Barat sebagai kejahatan perang, Ukraina meminta sekutu untuk berhenti membeli minyak dan gas Rusia, di tengah perpecahan di Eropa, dan meningkatkannya secara militer.
“Ukraina membutuhkan senjata yang akan memberinya sarana untuk menang di medan perang dan itu akan menjadi sanksi yang paling kuat terhadap Rusia,” kata Presiden Volodymyr Zelensky dalam sebuah video pada Kamis malam.
Dia juga mengatakan situasi di Borodyanka – kota lain di barat laut Kyiv yang direbut kembali dari pasukan Rusia – “jauh lebih mengerikan” daripada di Bucha, tanpa mengutip bukti apa pun.
Baca Juga:Kapolres Jakarta Barat Bantah Kabar Adanya Penangkapan 2 Anggota DPR Terkait Kasus NarkobaPolda Metro Jaya Bantah Adanya Penangkapan Anggota DPR Terkait Kasus Narkoba
Video dari Borodyanka menunjukkan tim pencarian dan penyelamatan menggunakan alat berat untuk menggali puing-puing bangunan yang runtuh. Ratusan orang dikhawatirkan terkubur.