“SENJATA” Rusia yang menerapkan mata uang rubel sebagai alat pembayaran transaksi gasnya benar-benar ampuh memecah Eropa. Setidaknya ini terjadi ke Hungaria.
Negara Uni Eropa (UE) yang juga anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) itu menyetujui pembayaran gas Rusia dengan mata uang rubel. Perdana Menteri Viktor Orban mengatakan hal tersebut dalam konferensi pers, Rabu (5/4/2022) waktu setempat.
“Hungaria akan membayar pengiriman dalam rubel jika Rusia memintanya,” ujarnya sebagaimana dimuat Reuters.
Baca Juga:Anggota DPR RI Inisial AW Ditangkap Polisi karena Diduga Tersangkut Narkoba Jenis SabuUsai Sebar Sketsa Wajah Terduga Pelaku, Ada Temuan Baru Terkait Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
“Kami sama sekali tidak kesulitan membayar dalam rubel,” tegasnya pula ditulis Bloomberg.
Ini memecahkan “persatuan” di antara negara UE, yang menyebut tak menerima keputusan itu. Awal pekan ini Komisi Eropa menegaskan Rusia harus tetap memenuhi kontrak dalam mata yang euro yang sudah disepakati.
Hal sama juga dikatakan Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto. UE, kata dia, tidak memiliki peran dalam kesepakatan pasokan gasnya dengan Rusia, yang didasarkan pada kontrak bilateral antara unit MVM milik negara dan Gazprom, BUMN Rusia.
Orban sendiri, sudah lama diketahui dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Akhir pekan kemarin, saat terpilih empat kalinya memimpin Hungaria, ia juga menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky lawan.
“Kita akan mengingat kemenangan ini sampai akhir hidup kami karena kita harus berjuang melawan sejumlah besar lawan,” kata Orban dalam pidatonya.
Ia menyebut lawan-lawannya antara lain birokrat UE di Brussel, media global, sampai George Soros. “Dan presiden Ukraina juga,” tegasnya.
Rusia merupakan eksportir gas alam terbesar Eropa. Hungaria sendiri membutuhkan pasokan gas alam Rusia sebanyak 25%.
Baca Juga:Teriakan ‘Presiden’ Sambut Kehadiran Anies Baswedan Saat Ceramah Tarawih di Masjid UGMBeredar Ajakan Demo 11 April Tagar Tolak Kenaikan BBM hingga Turunkan Jokowi, Begini Tanggapan Polisi
Hungaria memiliki kerja sama dengan Gazprom yang diharapkan mengirimkan 4,5 miliar meter kubik gas per tabun. Saat ini Hungaria tengah diselidiki UE melalui prosedur disipliner karena rezim Orban yang terlalu lama. (*)