RAJA Brawijaya V adalah raja terakhir yang berkuasa di Majapahit. Pribadi yang biasa dikenal dengan Prabu Kertabumi ini akhirnya konon memutuskan menjadi mualaf atau masuk Islam setelah mendapat nasihat dari.
Dikutip dari buku “Brawijaya Moksa: Detik-Detik Akhir Perjalanan Hidup Prabu Majapahit” tulisan Wawan Susetya dan Wijdan Fr, sebagai seorang maestro (pelindung budaya), budayawan serta ahli strategi politik, tentu tak sulit bagi Sunan Kalijaga untuk membujuk hati Prabu Brawijaya V yang sedang menjalani dharma di kawasan Argo Lawu.
Dalam Serat Darmogandhul disebutkan bahwa Sunan Kalijaga ketika berdakwah menggunakan bahasa yang penuh metafora, simbolis atau perlambang kepada Raja Brawijaya V. Yaitu dengan mengontekstualkan syariat, thariqat, hakikat, makrifat dengan persenggamaan antara suami-istri.
Baca Juga:Siapa Sosok ‘Qadli Zaka’ Penyebar Islam di Tanah Jawa?Sembuhkan Raja Pattani, Pengganti Syekh Subakir Ini Dikenal dengan Sebutan Syekh Sa’id di Thailand
Bukan dimaksudkan menghina agama Islam, tetapi hanya dimaksudkan sebagai siasat agar Raja Brawijaya V berkenan mengucapkan dua kalimat syahadat.
Begitulah, dengan metode dakwah yang lentur dan moderat seperti itu, akhirnya dakwah Sunan Kalijaga berhasil secara gilang-gemilang. Raja Brawijaya V pun bersyahadat di bawah bimbingan Sunan Kalijaga secara sukarela tanpa paksaan sedikit pun. (*)